GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

5 Kuliner Legendaris Asli Kota Malang Ini Sudah Terkenal Sejak Zaman Dulu, Apa Saja?

5 Kuliner Legendaris Asli Kota Malang Ini Sudah Terkenal Sejak Zaman Dulu, Apa Saja?
Soto Lombok khas Kota Malang masuk ke dalam daftar kuliner legendaris asli kota bunga ini.

PEWARTA, KULINER - Belum lengkap rasanya jika belum mencicipi kuliner khas Kota Malang. Di Kota Pendidikan ini Anda bisa mengunjungi banyak destinasi kuliner legendaris.

Beragam jenis kuliner legendaris yang lezat semua ada di kota yang juga dikenal dengan juluk kota bunga ini.

Beberapa masakan lezat Kota Malang masih mempertahankan cita rasa bahkan pada generasi ketiga. Bahkan, ada yang berusia 100 tahun dan masih bisa dijumpai sampai sekarang.

Lantas, apa saja kuliner legendaris asli Kota Malang? Simak daftar selengkapnya di bawah ini.

5 kuliner legendaris asli Kota Malang

Sedikitnya ada 5 kuliner legendaris asli Kota Malang yang patut dicoba. Selain enak, sejumlah makanan ini juga bisa dibeli dengan harha super murah.

Di beberapa lokasi di Kota Malang sangat banyak yang menjual sederet kuliner legendaris tersebut.

Langsung saja, inilah 5 kuliner legendaris asli Kota Malang yang dimaksud.

1. Sego Resek

Pengucapan huruf “e” pada kata resek sama dengan pengucapan kata waterproofing.

Resek dalam bahasa Jawa artinya sampah. Sego resek bisa diartikan sebagai nasi campur.

Sebelumnya, di dekat lokasi penjualan, di Jalan Brigjen Katamso terdapat tempat pembuangan sampah.

Warung ini beroperasi sejak tahun 1959, buka mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WIB

Sebenarnya, sego resek itu nasi goreng. Disebut resek atau ampas karena dicampur dengan berbagai bahan seperti tauge, sawi, dan mie goreng emas dalam porsi besar.

Tak jarang pembeli meminta lauk berbeda untuk digoreng bersama. Di beberapa daerah lebih mirip dengan nasi goreng mawut.

Keistimewaan nasi goreng resek adalah dimasak di atas arang. Lauk pauknya bermacam-macam, seperti usus ayam, kepala dan sayap ayam, telur, dan masih banyak lauk lainnya.

2. Nasi Buk

Menurut sejarah resmi Kementerian Penerangan dan Komunikasi, nasi buk atau nasi Madura pertama kali beroperasi di Malang. Tepatnya di Jalan Laksamana Martadinata Gang Madiun.

Hidangan ini dikenalkan masyarakat Desa Banjeman Bangkalan saat hijrah ke Kota Malang.

Keistimewaan dari masakan ini adalah adanya nasi yang dipadukan dengan usus sapi goreng. Kemudian masyarakat menggunakan sambal khas Madura dengan kelapa parut goreng.

Sedangkan sayurnya berisikan nangka muda, rebung, telur bumbu dan tahu.

Nasi Buk diperkirakan mulai dibuka pada tahun 1960an di kota Malang. Nasi buk lebih populer di kota Malang dan Surabaya dibandingkan di daerah asalnya, Madura.

3. Puthu Lanang

Puthu Lanang didirikan oleh Supiah, warga Celaket, Kecamatan Klojen. Menurut situs Pemkot Malang, awalnya bernama puthu çaket.

Nama tersebut diubah menjadi puthu lanang pada tahun 2000an karena Supiah tidak mempunyai cucu.

Wajar saja ia memanggil Puthu Lanang untuk mendapatkan hak patennya.

Saat ini Puthu Lanang diperkirakan sudah berumur 88 tahun sejak pertama kali dikenalkan sebagai makanan khas nusantara, khususnya di Malang.

Bahan untuk membuat Puthu Lanang terdiri dari tepung beras, gula merah, dan kelapa parut.

Kini puthu lanang dilengkapi dengan klepon, lupis, cenil, tiwul, gatot dan bledus.

Sementara itu, Puthu Lanang tidak membuka cabang dan hanya buka di Celaket, Kecamatan Klojen.

4. Soto Lombok

Disebut Soto Lombok karena pertama kali berdiri di Jalan Lombok.

Kuliner ini didirikan oleh Hj. Maimunah di Jalan Lombok pada tahun 1955 dan memiliki beberapa cabang di Kota Malang, Kabupaten Pasuruan.

Dulu, suami Hj. Mauimunah kerap membawa sop ayam saat berjualan di pasar malam.

Keistimewaan Soto Lombok adalah berbahan olahan ayam kampung, koyah berwarna coklat tua, dan kerupuk ikan berukuran besar.

Ada juga sepanci besar kerupuk ikan yang bisa Anda sembunyikan di dalamnya saat Anda makan.

5. Sate Gebug

Sate Gebug merupakan salah satu Sate Gebug tertua yang ada di kota Malang.

Lokasi Sate Gebug terletak di Jalan Basuki Rakhmad 113 A. Rumah makan yang menjual kuliner ini didirikan pada tahun 1920.

Hingga saat ini sate gebug masih eksis pada generasi ketiganya. Bahkan hampir tak pernah sepi dari pengunjung, utamanya saat akhir pekan.

Sesuai dengan namanya, sate gebug menjadi menu utama. Ada juga menu pendampingnya berupa rawon, soto, dan sop.

Bahan utama sate gebug adalah daging bagian luar berupa daging giling. Kemudian dijepit dan ditusuk dengan tusuk sate.

Gebug dalam bahasa Malang artinya sentuhan. Sate gebug kurang lebih adalah daging sate yang dikocok atau dihaluskan. Ada juga yang menyebutnya sate komoh.

Untuk seporsi sate gebug diharagai Rp 25.000. Sedangkan sate bebas lemak dibanderol Rp 30.000 untuk per porsinya.

Demikian kelima daftar kuliner legendaris asli Kota Malang dan merupakan penganan khas nusantara yang patut terus dilestarikan.

***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter