Ilustrasi. Investasi reksadana. (Dok. Freepik) |
PEWARTA, BISNIS - Pengenalan terhadap dunia investasi reksadana sering kali dihadapkan pada berbagai istilah teknis yang mungkin membingungkan bagi para pemula.
Memahami istilah-istilah kunci dalam reksadana menjadi langkah penting dalam memperluas pengetahuan dan kenyamanan saat berinvestasi.
Dari istilah "asset under management" hingga "expense ratio" dan "maximum drawdown", serangkaian istilah ini menjadi dasar yang harus dipahami bagi siapa pun yang tertarik memasuki dunia investasi reksadana.
Artikel ini akan memberikan pemahaman mendalam terkait beberapa istilah penting yang perlu dikuasai untuk mempermudah langkah pertama Anda dalam mengelola investasi reksadana dengan lebih percaya diri.
Kumpulan istilah dalam investasi reksadana
Setidaknya ada 5 istilah penting dalam investasi reksadana yang harus diketahui, dipahami, hingga dikuasai oleh para investor.
Namun, bagi pemula bisa ikut membacanya dengan cermat sehingga dapat memahaminya sebelum memulai langkah berinvestasi reksadana.
1. Manajer Investasi
Dalam ranah investasi, Manajer Investasi (MI) memegang peran sentral dalam mengelola dana investor melalui beragam instrumen keuangan.
MI ini bisa berupa individu yang independen atau entitas perusahaan yang memiliki tim khusus untuk mengelola portofolio efek.
Tugas utama seorang MI adalah mengeksplorasi dan menempatkan dana yang dipercayakan oleh investor ke berbagai instrumen investasi, seperti pasar uang, saham, obligasi, serta beragam surat berharga lainnya.
Keputusan MI dalam menempatkan dana ini sangat mempengaruhi kinerja dan hasil dari reksadana yang mereka kelola.
Pilihan investasi yang dibuat oleh seorang MI didasarkan pada analisis yang mendalam terhadap kondisi pasar, tren ekonomi, serta evaluasi risiko yang cermat.
Mereka harus memiliki pemahaman yang mendalam terkait karakteristik dan potensi dari setiap instrumen investasi yang tersedia.
Kemampuan untuk memprediksi pergerakan pasar, mengelola risiko, dan memaksimalkan potensi imbal hasil merupakan keterampilan yang sangat dihargai dalam peran seorang MI.
Tidak hanya itu, MI juga bertanggung jawab dalam memastikan bahwa strategi investasi yang dipilih sesuai dengan tujuan dari reksadana yang dikelola, sejalan dengan kebutuhan dan profil risiko dari para investor.
Komunikasi yang efektif dengan investor mengenai performa dana, perkembangan pasar, serta strategi investasi yang diadopsi juga menjadi aspek penting dari pekerjaan seorang MI.
Ketelitian, analisis mendalam, serta keputusan yang terinformasi merupakan inti dari peran seorang Manajer Investasi.
Kemampuan ini adalah hal yang sangat dicari dalam memilih MI yang dapat mengelola dana investasi dengan bijaksana dan memberikan hasil yang optimal bagi para investor.
Baca juga: Mau Investasi Reksadana? Perhatikan 6 Hal Ini Sebelum Memulainya
2. Bank Kustodian
Bank Kustodian memainkan peran sentral dalam menjaga keamanan dan melindungi aset-aset yang terkait dengan investasi, khususnya reksadana.
Menurut OJK-Pedia, Bank Kustodian adalah lembaga keuangan yang memberikan layanan penitipan serta pengawasan terhadap efek dan harta lain yang terkait dengan efek.
Dalam konteks investasi reksadana, Bank Kustodian bertanggung jawab untuk mengawasi, menyimpan, dan menjaga aset-aset yang dimiliki oleh reksa dana, seperti saham, obligasi, dan beragam aset lainnya.
Fungsi utamanya adalah menjaga keamanan aset-aset ini agar tetap terlindungi dan tersimpan dengan aman.
Selain itu, Bank Kustodian juga bertindak sebagai perwakilan dari pemegang rekening (reksadana) dalam berbagai transaksi efek.
Mereka bertanggung jawab atas pencatatan dan pengelolaan transaksi yang melibatkan Manajer Investasi (MI) dan investor. Setiap aktivitas yang terkait dengan kepemilikan efek direkam dan diawasi oleh Bank Kustodian ini.
Sebagai imbalannya atas layanan yang mereka berikan, Bank Kustodian memiliki hak untuk menerima dividen, bunga, serta hak-hak lain yang terkait dengan aset-aset yang disimpan dan diawasinya.
Ini merupakan kompensasi atas peran serta pengawasan yang dilakukan dalam menjaga keamanan dan integritas dari aset-aset yang ditempatkan dalam reksadana.
Baca juga: 5 Perbedaan Broker dan Dealer dalam Investasi, Calon Investor Pemula Wajib Tahu
3. Unit Penyertaan
Unit Penyertaan (UP) adalah satuan yang menunjukkan kepemilikan investor terhadap reksadana yang dibelinya dari Manajer Investasi.
Ketika seorang investor membeli reksadana, ia diberikan unit penyertaan sebagai bukti kepemilikan di dalam reksa dana tersebut.
Jumlah unit penyertaan yang diterima oleh seorang investor sesuai dengan nilai investasi yang dilakukannya, dan nilai ini akan sebanding dengan portofolio efek yang disimpan oleh Bank Kustodian.
Untuk memantau kepemilikan unit penyertaan, investor akan menerima surat konfirmasi transaksi dari pihak Bank Kustodian atau Manajer Investasi dan Agen Penjual.
Surat tersebut akan memuat informasi terkait jumlah unit penyertaan yang dimiliki setelah melakukan transaksi pembelian.
Ketika seorang investor memutuskan untuk menjual reksadana, maka unit penyertaan yang dimilikinya akan dikembalikan ke Manajer Investasi.
Penjualan unit penyertaan ini akan memengaruhi kepemilikan investor terhadap reksadana yang bersangkutan.
Dengan demikian, unit penyertaan merupakan representasi kepemilikan investor dalam reksadana dan menjadi indikator penting untuk memantau investasi serta perubahan kepemilikan yang terjadi ketika investor membeli atau menjual reksadana.
Baca juga: 6 Tips Mengatur Keuangan Secara Bijak, Perhatikan Sejumlah Hal Berikut
4. Nilai Aktiva Bersih
Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan salah satu konsep kunci dalam dunia reksadana yang menjadi tolok ukur penting dalam menilai kinerja dan skala dana yang dikelola oleh suatu produk investasi.
Dalam konteks reksadana, NAB menggambarkan jumlah total aset yang dimiliki oleh suatu reksadana pada waktu tertentu. Istilah "Nilai Aktiva Bersih" ini seringkali diidentikkan dengan istilah "jumlah dana kelolaan".
NAB terdiri dari sejumlah investasi yang dimiliki oleh reksadana, yang bisa meliputi berbagai bentuk aset seperti kas, deposito, saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya yang termasuk dalam portofolio investasi reksadana tersebut.
Namun, perlu dicatat bahwa NAB bukan merupakan gambaran langsung dari harga suatu reksadana.
Sebagai alternatif, NAB digunakan sebagai indikator untuk menilai nilai total dari seluruh investasi yang dimiliki oleh reksadana tersebut pada waktu tertentu.
Nilai NAB dihitung dengan membagi total nilai aset yang dimiliki oleh reksadana dengan jumlah unit penyertaan yang beredar.
Tingkat NAB sering kali dianggap sebagai parameter penting yang menunjukkan ukuran keberhasilan dan daya tarik suatu reksadana.
Sebagai contoh, peningkatan nilai NAB dapat mencerminkan kinerja yang baik serta dapat menjadi indikator kepercayaan tinggi dari para investor terhadap kinerja reksadana tersebut.
Sebaliknya, penurunan nilai NAB bisa mengindikasikan adanya perubahan dalam portofolio investasi atau performa yang kurang optimal.
Oleh karena itu, pemantauan terhadap perubahan NAB menjadi sangat penting bagi para investor.
Hal ini membantu mereka dalam mengevaluasi kinerja reksa dana serta memperoleh gambaran yang lebih komprehensif terkait dengan perkembangan investasi mereka.
Baca juga: 6 Tips Mengatur Pengeluaran Agar Uang Bulanan Terjaga Hingga Akhir Bulan
5. NAB Manajer
NAB Manajer Investasi adalah konsep yang mengindikasikan total dana yang dikelola oleh suatu reksadana, tetapi diberikan kepada pihak atau perusahaan Manajer Investasi.
Secara esensial, NAB Manajer Investasi melambangkan jumlah dana yang dikelola oleh Manajer Investasi dalam portofolio investasi reksadana.
Perbedaan utama antara NAB dan NAB Manajer Investasi terletak pada siapa yang mengelola dana tersebut.
NAB mewakili total dana yang dimiliki oleh reksa dana secara keseluruhan, sedangkan NAB Manajer Investasi menyoroti dana yang dipercayakan kepada Manajer Investasi untuk dikelola.
Semakin besar nilai NAB Manajer Investasi, semakin besar pula kepercayaan investor terhadap kemampuan dan kinerja Manajer Investasi yang mengelola dana tersebut.
Kenaikan nilai NAB Manajer Investasi sering kali diinterpretasikan sebagai indikasi bahwa Manajer Investasi tersebut mampu mengelola dana dengan baik dan memberikan hasil yang menguntungkan.
Pemantauan terhadap NAB Manajer Investasi juga menjadi penting bagi para investor dalam mengevaluasi kinerja dan reputasi Manajer Investasi yang dipilih.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kinerja dan keberhasilan Manajer Investasi, investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan tepat dalam memilih produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan mereka.
Demikian kumpulan istilah dalam investasi reksadana yang harus diketahui, utamanya bagi para pemula yang berniat memulai langkah untuk berinvestasi reksadana.