GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Bagaimana Cara Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan? Simak Penjelasan Berikut

Bagaimana Cara Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan? Simak Penjelasan Berikut
Ilustrasi. Kegiatan belajar mengajar (KBM).

PEWARTA, PENDIDIKAN - Istilah belajar mengacu pada dua kegiatan, yaitu mengajar dan belajar. Kegiatan mengajar adalah kegiatan guru dan kegiatan belajar adalah kegiatan siswa.

Seperti yang dikatakan Munib Chatib, pembelajaran merupakan proses transfer ilmu pengetahuan yang berlangsung dua arah, yaitu antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.

Achjar Chalil mengartikan pembelajaran sebagai suatu proses interaktif antara peserta didik, pendidik, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.

Sedangkan menurut Arief.S Sadiman, pembelajaran adalah proses penyampaian pesan dari sumber pesan kepada penerima melalui saluran atau sarana tertentu (Arief S. Sadiman). Sadiman, dkk., 1990: 11).

Dalam konteks pembelajaran yang menyenangkan, siswa didorong untuk menunjukkan motivasi belajar yang tinggi dengan menciptakan situasi yang menyenangkan dan merangsang.

Pembelajaran dikatakan menyenangkan bila terdapat suasana santai, bebas tekanan, aman dan menyenangkan, membangkitkan minat belajar, partisipasi penuh, perhatian siswa, lingkungan belajar menarik, antusias, perasaan gembira dan konsentrasi tinggi.

Sebaliknya belajar menjadi tidak menyenangkan jika;

- Suasananya suram;

- Merasa terancam;

- Ada perasaan takut;

- Merasa tidak berdaya;

- Tidak bersemangat;

- Ada perasaan malas/tidak tertarik;

- Merasa bosan; serta

- Suasana pembelajaran monoton dan tidak membangkitkan minat belajar siswa.

Indrawati dan Wawan Setiawan, 2009: 24). Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan kegiatan yang terpenting.

Artinya keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan sangat bergantung pada efektifitas proses pembelajaran. Pembelajaran yang efektif terjadi ketika tercipta suasana yang membantu siswa fokus pada studinya.

Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berkonsentrasi meningkatkan kinerja akademik. Penelitian mengenai otak dan pembelajaran mengungkap fakta mengejutkan bahwa jika sesuatu dipelajari dengan serius (dan seseorang memberikan perhatian padanya), maka struktur neurokimia otak seseorang akan berubah.

Pentingnya pendidikan pembelajaran yang menyenangkan

Di dalam diri manusia, tercipta hal-hal baru, seperti jaringan saraf baru, jalur listrik baru, tautan baru, dan koneksi baru. (Indrawati dan Wawan Setiawan, 2009: 22). Konsentrasi yang intens tentu saja tidak akan tercapai jika kondisi kelas tidak nyaman.

Oleh karena itu, pengaturan lingkungan belajar diperlukan agar anak dapat mengontrol kepuasan kebutuhan emosionalnya.

Lingkungan belajar yang demokratis memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih kegiatan belajar dan akan mendorong anak untuk berpartisipasi secara fisik.

Emosional dan mental dalam proses pembelajaran sehingga mereka dapat melakukan kegiatan tersebut secara mandiri, kreatif dan efektif. (Asri Budiningsih, 2005: 7).

Sebaliknya inisiatif anak dalam belajar akan hilang jika dihadapkan pada berbagai jenis aturan yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran. Banyaknya aturan yang sering ditetapkan oleh guru dan harus dipatuhi oleh anak akan selalu membuat mereka takut.

Selain itu, anak akan kehilangan kebebasan bertindak dan otonominya. Bagaimana jika anak masih dikuasai rasa takut? Anak-anak akan mengembangkan mekanisme pertahanan.

Sehingga mereka tidak akan mempelajari pesan-pesan tetapi akan belajar bagaimana mempertahankan diri terhadap rasa takut. Anak-anak tersebut tidak akan mengalami perkembangan akademik dan akan selalu menyembunyikan kecacatannya (Asri Budiningsih, 2005: 7).

Hingga saat ini, sangat sedikit guru atau sekolah yang masih mempertahankan tradisi mendukung kreativitas siswa. Seperti yang sering dilakukan sekolah ketika guru masuk ke dalam kelas, monitor kelas memberi isyarat dengan tulisan karma perhatian, tempatkan tangan di meja, dengarkan mulut.

Memang sekilas kebiasaan ini terlihat baik karena suasana kelas yang tenang dan tidak berisik, namun suasana tersebut mempengaruhi kebebasan siswa dalam berekspresi dan mengutarakan pendapatnya.

Siswa merasa takut dan mendapatkan lebih banyak dari guru dari pada yang mereka cari secara aktif. Guru merasa berhasil dalam lingkungan belajar jika siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh perhatian, serius, dan tanpa argumentasi.

***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter