Peluang bisnis waralaba makanan di tahun 2024 diprediksi masih memiliki prospek yang bagus meski harus menghadapi sejumlah tantangan. |
PEWARTA.CO.ID - Bagaimana peluang bisnis waralaba makanan di tahun 2024? Belakangan ini pertanyaan itu kerap muncul mengingat naiknya tren franchise kuliner viral.
Terkadang saat menjalankan bisnis orang hanya fokus memikirkan cara menaikkan omset dan profit, namun sedikit yang fokus pada tantangan yang harus dihadapi.
Terang saja, keuntungan dalam waktu sekejap memang terkadang mudah didapat terlebih saat jenis makanan yang dijual tengah viral. Namun pernahkah terpikirkan bahwa pebisnis tetap mendapat 'ancaman' seiring berjalannya waktu?
Tantangan tersebut mau tidak mau harus dilalui dengan pola dan strategi yang dinamis seiring selera pasar terhadap tren tertentu.
Lantas, bagaimana peluang bisnis waralaba kuliner di tahun 2024 tersebut? Menarik untuk dibahas, utamanya bagi Anda yang baru akan memulai usaha.
Peluang bisnis waralaba makanan di tahun 2024
Hampir sama dengan 2023, bisnis waralaba makanan di tahun 2024 diprediksi masih akan bergerak positif dengan tren meningkat.
Apalagi konsep waralaba membuat proses pengenalan merek (brand awareness) menjadi lebih masif dilakukan ke hadapan publik.
Market juga akan lebih mudah mengenal suatu produk ketika strategi promosi dilakukan secara terpusat. Sedangkan marketing atau dalam hal ini pebisnis waralaba hanya tinggal menjalankan proses pemasaran saja tanpa perlu memikirkan branding.
Kendati masih berprospek cerah di tahun 2024, namun para pebisnis waralaba makanan tetap harus siap menghadapi sederet tantangan yang barangkali akan menjadi batu sandungan untuk melejitkan usahanya.
Sedikitnya ada 5 tantangan mutlak yang pasti akan menjadi permasalahan entah skala minor ataupun problem utama ketika hendak menjalankan usaha berkonsep waralaba.
1. Modal awal bisnis waralaba
Jelas paling awal dan utama yang kerap menjadi hambatan seseorang untuk memulai bisnis adalah soal tingginya modal yang dibutuhkan.
Terlebih jika suatu merek dagang dari waralaba tersebut sudah cukup terkenal maka semakin tinggi pula biaya pendaftaran sebagai mitra.
Kendati begitu ada juga beberapa jenis brand makanan yang menawarkan paket membership yang terjangkau untuk bergabung sebagai ekosistem waralaba mereka. Karenanya pebisnis diminta untuk bergerak aktif mencari literasi produk apa yang sekiranya tepat bagi mereka.
Belum lagi soal biaya sewa lokasi yang kian hari kian tinggi. Di mana masalah ini sering dialami bagi pebisnis yang tidak memiliki tempat sendiri untuk berjualan.
2. Persaingan kian ketat
Sudah bisa diprediksi jika persaingan akan semakin ketat seiring terus munculnya produk-produk lain yang mengusung konsep serupa.
Hal ini karena sistem waralaba sudah diadopsi menjadi sebuah model bisnis yang dinilai bisa menaikkan engagement dalam waktu singkat dan efektif.
Oleh sebab itu, pebisnis harus cermat mencari brand yang berpotensi melejit guna memenangkan persaingan di pasar.
Bahkan tak hanya untuk bidang bisnis saja, bahkan untuk jenis usaha yang sama-sama bergerak di bidang makanan serupa bisa jadi memiliki kompetitor yang banyak.
3. Mengikuti standar paten dari pemilik brand
Konsekuensi bisnis waralaba adalah standarisasi yang paten dan mengikat sehingga tidak bisa sembarangan melakukan strategi hingga branding.
Meski demikian, bisnis waralaba makanan masih akan berpotensi sukses sebagai ladang cari uang jika dilakukan dengan SOP yang ditetapkan pemegang brand utama atau dari pusat.
Tak menutup kemungkinan proses kreatif secara mandiri dapat mendongkrak penjualan selama tak melanggar standar yang telah ditetapkan oleh pemilik brand waralaba tersebut.
Anda dapat memaksimalkan berbagai metode seperti penjualan secara online dan offline, hingga mengadak gimmick marketing pada periode promo tertentu.
4. Perubahan tren yang cepat
Seperti disebutkan sebelumnya, jika sesuatu yang naik karena dorongan viralisme tentu akan lebih cepat turun juga. Hal ini seiring dengan dampak tren yang terjadi di masyarakat yang terus berganti.
Untuk pada bidang waralaba sebenarnya tidak perlu sampai mengganti jenis produk. Karena yang dibutuhkan hanyalah konsistensi memberikan kualitas produk terbaik dengan kreativitas yang selalu baru saat berpromosi.
Metode promosi itulah yang seharusnya lebih ditekankan dengan mengikuti perubahan tren. Sehingga meski produk tetap sama namun tidak akan terkesan ketinggalan tren dengan selalu mengikuti hal-hal viral baru.
Pastikan juga target market juga relevan dengan efek viral yang tengah terjadi. Anda dapat menjadikan media sosial sebagai acuan dalam mempertimbangkan hal apa yang sedang viral dan digemari masyarakat.
5. Jam kerja dan operasional lebih panjang
Seperti diketahui, menjalankan usaha secara mandiri tidak memiliki jam kerja terikat. Namun secara target penjualan tetap akan dimintai pertanggungjawaban oleh pemegang merek dagang waralaba.
Hal ini dapat menjadi tantang bagi pebisnis waralaba makanan yang disinyalir akan menguras tenaga dan menyita waktu kerja mereka jika tidak diatur sedemikian rupa.
Oleh karenanya, untuk mengatasi permasalahan ini, pebisnis waralaba makanan harus menetapkan jam kerjanya sendiri agar lebih efektif dan efisien selama beraktivitas.
Kendati disebut sebagai hambatan, tapi bagi yang sudah berpengalaman tentu dapat menyiasati masalah jam operasional ini dengan mudah dengan mengatur ritme operasional dan layanan.
Dengan mengetahui 5 tantangan bisnis waralaba makanan di atas tentu bisa menjadi modal yang bagus dalam hal wawasan sebelum atau selama menjalankan bidang usaha tersebut.
Meski brand waralaba makanan yang Anda jalankan saat ini sudah memiliki nama beken, tetapi proses optimisasi marketing tetap harus dilakukan demi menaikkan omset dan profit.
Melihat peluang bisnis waralaba makanan di 2024 yang masih superior, tidak ada alasan buat Anda untuk tidak ikut mencobanya.
Pasalnya bisnis kuliner selalu mendapat tempat di hati konsumen, mengingat semua orang butuh makan dan minum. Sehingga peluang sukses masih akan tetap bisa diraih kendati banyak pesaing yang terus bermunculan.