Beni, salah satu pedagang yang menempati Pasar Induk Among Tani Kota Batu mengeluhkan ukuran kios yang dinilai relatif lebih kecil dibanding sebelumnya. (Dok. Pewarta.co.id/Bram Edo) |
PEWARTA.CO.ID - Sejumlah pedagang Pasar Induk Among Tani Kota Batu, Jawa Timur, mengeluhkan ukuran kios yang relatif lebih kecil ketimbang sebelum direvitalisasi.
Sebelumnya, pedagang yang sebelumnya menempati pasar relokasi di area Stadion Brantas, Kota Batu, telah resmi mulai menempati Pasar Induk Among Tani sejak Senin (2/10/2023).
Total dari 1.700 pedagang, 1.300 di antaranya telah mendapatkan kunci untuk menempati kios mereka di pasar berkonsep modern itu.
Baru beberapa hari menempati gedung pasar berkonsep bangun hijau itu, keluhan pedagang sudah bermunculan, utamanya terkait ukuran kios yang kecil, tarikan iuran bulanan, fasilitas listrik, hingga tarikan parkir liar yang berada di sekitar pasar.
Beni salah satu penjual sekaligus perbaikan kacamata di Pasar Induk Among Tani mengatakan, dirinya menilai ukuran kios di pasar baru ini memang relatif lebih kecil dibanding sebelum direnovasi.
Jika dulunya kios yang ia tempati minimal memiliki lebar 3 meter, tapi kini hanya 2 meter saja. Kendati demikian, dirinya merasa nyaman dengan kualitas bangunan termasuk penataannya yang terlihat rapi dan megah.
"Dulu itu tampak muka lebarnya 3 meter dan ke dalam 2 meter, kalau sekarang kebalikannya, lebar 2 dan ke dalam kurang lebih hampir tiga yang efektif bisa dipakai menampung barang," ujarnya kepada Pewarta.co.id, Jumat (6/10/2023).
Beni juga berharap, nantinya pihak pengelola dapat memberikan kelonggaran agar para pedagang bisa memajukan barang dagangan sedikit keluar kios selagi tidak mengganggu mobilitas pengunjung pasar.
"Ya setidaknya bisa lah maju sedikit, yang penting tetap rapi. Karena ukurannya kecil (kios -RED)," tegasnya.
Untuk diketahui, ukuran kios di Pasar Induk Among Tani Kota Batu memiliki ukuran yang bervariasi, di antaranya ada yang memiliki luas 3x3 meter dan lainnya 2x2 meter.
Pedagang lain bernama Totok Andrianto yang sehari-hari berjualan jajanan kering juga menyampaikan keluhan yang sama. Menurutnya, ukuran kios miliknya memang terasa sempit jika dibanding sebelumnya.
"Ukuran kios kekecilan kalau sekarang. Sebelumnya 3x3 meter, dua tempat, sama 2x1,5 meter. Di sini dapat 2x2 meter, dua tempat. Dipakai semuanya saya pakai dua tempat," kata Totok dikutip Kompas.com, Senin (2/10/2023).
Sama dengan Beni, Totok pun berharap ada kelonggaran dari petugas pasar agar dirinya diperbolehkan untuk memposisikan barang dagangan sedikit lebih maju dari batas kios.
Pasalnya, ia sudah sempat berinisiatif memajukan barang dagangan namun ditegur oleh petugas pasar.
"Jualannya, barang-barang dagangan tidak boleh dikeluarkan. Harusnya ada kelonggaran dikit aturannya," harapnya.
Selain itu, Totok juga mengkhawatirkan adanya tarikan iuran wajib bulanan di pasar bagi para pedagang. Karenanya ia ingin menyampaikan negosiasi terkait hal itu jika dirasa memberatkan.
"Ini iuran bulanan abonemen yang punya SK. Belum sampah, air, kebersihan dan lainnya. Dulu ukuran 3x3 meter iurannya Rp 65.000 (dua tempat) per bulan. Informasinya, tapi ini belum pasti, sekarang Rp 100.000, ya keberatan. Saya sebenarnya ada lima tempat, berarti per bulan Rp 500.000, berat," ungkapnya.
Permasalahan lain juga dialami pedagang daging segar bernama Choirul Bakri. Ia mengaku khawatir karena belum adanya fasilitas colokan listrik untuk menyalakan freezer.
Menurutnya, listrik menjadi faktor penting yang harus dipenuhi agar ia bisa menjaga kualitas daging di dalam freezer.
"Kalau fisik (bangunan -RED) bagus. Cuma fasilitas ada yang kurang terutama listrik colokan, belum ada itu, untuk freezer. Karena daging harus disimpan di freezer, itu kebutuhan utama," keluhnya.
Sebagai informasi, Pasar Induk Among Tani Kota Batu resmi beroperasi mulai Senin, 2 Oktober 2023. Pasar tersebut berdiri di lahan seluas 34 hektare yang menelan biaya sebesar Rp 166 miliar yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pasar yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Temas, Kota Batu itu memiliki 1.716 kios dan 914 los, serta mampu menampung sebanyak 2.630 pedagang.
Rencananya, Pasar Induk Among Tani Kota Batu bakal diresmikan oleh Presiden Jokowi dalam waktu dekat ini.