Didi Kempot sang maestro tembang Jawa (Campursari) legendaris. |
PEWARTA.CO.ID - Pada pertengahan tahun 2020 lalu, masyarakat Indonesia digemparkan dengan berita meninggalnya Sang Maestro tembang Jawa legendaris Didi kempot.
Bagaimana tidak, pada waktu itu Didi kempot sedang mengalami masa kejayaannya di dalam dunia permusikan tanah air.
Bahkan, saking populernya membuat hampir semua kalangan masyarakat Indonesia mengenal namanya.
Meskipun begitu, tidak banyak yang tahu mengenai biografi Didi Kempot: Sang Maestro Tembang Jawa itu.
Untuk itu, dalam artikel ini dijelaskan biografi Didi Kempot agar lebih mengenal sosoknya semasa hidup dulu yang langgeng dengan karya lagu-lagu hits.
Lahir dari keluarga seniman
Dilansir dari Sipintar.net, Didi Kempot merupakan anak dari Ranto Edi Gudel. Ranto Edi Gudel sendiri adalah salah satu seniman tradisional di Jawa yang namanya cukup populer.
Bahkan tak hanya ayahnya saja, namun Didi Kempot juga memiliki kakak yang sama-sama seorang seniman. Hanya saja kakak Didi Kempot yang bernama Mamik Prakoso itu bukanlah seorang penyanyi melainkan pelawak dan tergabung dalam grup lawak Srimulat.
Dari lingungan berkesienian yang mendukung, menjadikan Didi Kempot tidak asing dengan tembang jawa mulai tembang gambuh sampai tembang kinanthi. Contoh tembang gambuh yang banyak beredar selalu memiliki esensi mendalam seperti Sumanak, Sumadalur sampai Pitutur.
Perjalanan karir Didi Kempot
Diketahui Sang Maestro Tembang Jawa memulai karirnya dengan menjadi musisi jalanan di Kota Surakarta pada tahun 1984 hingga 1986.
Kemudian di tahun 1987 hingga 1989, pria berdarah Jawa itu memutuskan untuk mengadu nasib dengan mengunjungi ibukota.
Seiring berjalannya waktu nama Didi Kempot semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tepatnya ketika dirinya berhasil tampil di salah satu pertunjukan seni di Suriname pada tahun 1998.
Tak puas sampai di situ, Didi Kempot juga melebarkan sayap karirnya di benua Eropa pada tahun 1996.
Di benua Eropa itu Didi Kempot mulai mencoba untuk merekam lagu barunya yang berjudul "Layang Kangen”.
Selanjutnya pada era reformasi Didi Kempot memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya yakni Surakarta.
Sesampainya di kota kelahiran, tak lama kemudian Didi Kempot mengeluarkan lagu baru yang berjudul “Stasiun Balapan”. Berkat lagu itulah yang akhirnya membuat Didi Kempot semakin tenar di dunia hiburan tanah air, bahkan membuat namanya dikenang sebagai legenda Campursari sampai akhir hayatnya.