Mohamad Ainun Nadjib. |
PEWARTA.CO.ID - Sudah bukan merupakan sebuah rahasia lagi jika setiap putera daerah menginginkan tanah kelahirannya berkembang ke arah yang lebih baik. Terlebih, jika daerah tersebut memiliki beragam potensi yang bisa menunjang kemajuan, maka harapan untuk melesat menjadi sebuah keinginan yang tak berpijak pada angan-angan kosong belaka.
Namun, bagaimana jika tanah kelahiran yang kaya raya itu justru menjadi sebuah daerah yang paling miskin? Tentu di relung hati terbersit sebuah keinginan untuk bisa andil dan ambil bagian dalam upaya pembenahan bukan?
Hal itulah yang terjadi pada seorang Mohamad Ainun Nadjib, seorang pengusaha sekaligus politisi muda yang merasa gerah ketika melihat tanah kelahirannya, Indramayu yang kaya raya, justru terjerembab di level paling bawah dalam hal kemiskinan di Provinsi Jawa Barat.
Sebuah pemikiran yang wajar dari pria kelahiran 21 Mei 1997 tersebut, karena jika melihat berbagai potensi yang dimiliki oleh Indramayu, sejatinya kabupaten yang terletak di pantai utara Provinsi Jawa Barat itu bisa menduduki posisi yang jauh lebih baik.
Bagaimana tidak, jika berkaca data resmi yang dirilis oleh BPS, kabupaten Indramayu di tahun 2022 lalu memiliki indeks kemiskinan di angka 12,77% dan menjadi yang tertinggi se-Jawa Barat.
Meskipun jumlah itu mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang berada di angka 13,04% namun hal itu tak menutupi kenyataan bahwa angka kemiskinan di Kabupaten Indramayu tidak mengalami penurunan yang signifikan, setidaknya dalam tiga tahun terakhir ini.
Hal ini bahkan berbanding terbalik dengan berbagai potensi yang dimiliki kabupaten ini. Disitasi dari "Kabupaten Indramayu dalam Angka 2022" daerah yang satu ini setidaknya memiliki potensi besar di empat bidang, yakni pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Bahkan, meskipun bukanlah kekuatan utama, Kabupaten Indramayu juga memiliki beragam industri, pertambangan dan energi yang sejatinya bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan penduduknya. Namun sayangnya potensi-potensi besar itu seolah tak teroptimalkan, dan pada akhirnya berdampak pada tingginya rasio kemiskinan di Indramayu.
Ketika melihat berbagai pemberitaan negatif mengenai daerahnya, Ainun Nadjib yang memiliki gelar Sarjana Hukum ini merasa miris, sehingga tergerak untuk menyemaikan perubahan.
Demi mewujudkan niatnya tersebut, pria yang hobi berolahraga ini pun pada akhirnya memantapkan diri untuk terjun ke dunia politik, dan berharap bisa merubah kondisi kabupaten yang berbatasan dengan Laut Jawa itu sesuai dengan apa yang diidamkannya.
Bak gayung bersambut, gerakan dan visi perubahan yang diusungnya itu pun seolah dijawab oleh semesta. Menurut pengakuannya, pria yang akrab disapa dengan nama Anad ini mulai mendapatkan kendaraan besar untuk melaju. Partai Nasdem yang merupakan salah satu partai mapan di negeri ini, sudah menyampaikan niat untuk mengusungnya menjadi calon anggota legislatif di Indramayu.
"Maju tidaknya sebuah daerah, bergantung pada anak-anak yang terlahir dari rahim kandung daerah itu. Tahu alasannya? Karena anak-anak kandung memiliki ikatan emosional yang pastinya jauh lebih erat daripada mereka yang tidak," ujar Ainun Nadjib mengkiaskan niatnya untuk membenahi tanah kelahirannya.
Menarik untuk melihat bagaimana kiprah Anad dalam membenahi tanah kelahirannya nanti. Indramayu yang saat ini berstatus sebagai kabupaten paling miskin di Jawa Barat, harus mendapatkan pemimpin yang tepat agar segera mentas dari jurang kemiskinan yang selalu melekat padanya.