PEWARTA.CO.ID - Menghabiskan berjam-jam untuk membaca konten TikTok ternyata dapat menghasilkan uang. Anda dapat menerima pembayaran hingga Rp 14 juta jika menghabiskan 10 jam tanpa henti di TikTok.
Ubiquitous, sebuah agensi pemasaran influencer, memanfaatkan minat masyarakat terhadap TikTok dan menawarkan peluang pekerjaan dengan syarat-syarat yang mudah seperti berbaring santai dan memiliki akses internet.
Ubiquitous telah membuka pendaftaran untuk "TikTok Watching Job 2.0" dengan bayaran sebesar US$100 per jam (sekitar Rp 1,5 juta) atau total US$1.000 (sekitar Rp 14,8 juta). Bayaran tersebut akan diberikan kepada tiga pelamar yang berhasil membaca konten TikTok selama 10 jam berturut-turut.
Profesi yang unik ini membantu perusahaan dalam menemukan tren baru yang muncul di platform tersebut, seperti yang dikutip dari Business Insider pada Rabu (24/5/2023).
Proses pendaftarannya cukup sederhana. Perusahaan akan meminta para kandidat untuk berlangganan saluran YouTube Ubiquitous, mengisi formulir yang mencakup penjelasan singkat sekitar 50-100 kata mengapa mereka pantas mendapatkan pekerjaan ini.
Para kandidat juga dapat memposting tweet yang berisi materi promosi diri mereka dan menandai Ubiquitous. Meskipun ini bukanlah kewajiban, Ubiquitous mengatakan bahwa tweet tersebut akan meningkatkan peluang terpilihnya seorang kandidat.
Syarat untuk melamar pekerjaan ini adalah berusia di atas 18 tahun dan memiliki pemahaman tentang TikTok. Batas waktu pengiriman lamaran adalah 31 Mei 2023.
Pada bulan Oktober yang lalu, Ubiquitous telah menawarkan program serupa. Para pemenang dari program tersebut berhak mendapatkan bayaran sebesar US$50 per jam selama 12 jam di TikTok, bersama dengan kartu hadiah sebagai fasilitas tambahan.
TikTok telah mengalami pertumbuhan yang pesat selama beberapa tahun terakhir. Jumlah pengguna TikTok di seluruh dunia meningkat secara signifikan dari 291,4 juta menjadi 655,9 juta antara tahun 2019 dan 2021.
Insider Intelligence memperkirakan bahwa jumlah pengguna TikTok akan mencapai satu miliar pada tahun 2025.
Bahkan, format video yang mirip dengan TikTok telah dengan cepat ditiru oleh platform media sosial lainnya, termasuk fitur Reels di Instagram dan Shorts di YouTube.