GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Secanggih Apapun Teknologi Kecerdasan Buatan, Tetap Saja Meninggalkan Banyak PR, Ini Daftar List PR Besarnya

Secanggih Apapun Teknologi Kecerdasan Buatan, Tetap Saja Meninggalkan Banyak PR, Ini Daftar List PR Besarnya
Dibalik kecerdasan teknologi AI, ternyata masih banyak menyisakan banyak PR yang berpotensi menimbulkan maslaah baru


PEWARTA.CO.ID - Sebuah platform yang sudah dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan, ternyata tidak sepenuhnya sempurna. Masih saja ada kekurangan di sana sini, bahkan malah menambah jumlah PR baru yang semakin banyak dan kompleks.


Dibalik ketenaran ChatGPT dan juga Bard, ternyata masih banyak masalah potensial yang harus segera diselesaikan, agar tidak menambah semakin banyak masalah baru.


Tentunya kita semua sudah paham tentang ChatGPT bukan? Sebuah platform chatbot yang bisa memberikan berbagai macam jawaban sesuai yang diinginkan oleh penggunanya.


Tak hanya pertanyaan level ringan, namun pertanyaan level berat pun bisa dikerjakan, bahkan beberapa media memberitakan bahwa ChatGPT berhasil lolos dalam tes ujian magister bisnis serta ujian dokter USMLE di Amerika Serikat.


Semakin hari, semakin ramai para perusahaan ingin menerapkan teknologi AI ini ke dalam perusahaan mereka.


Namun, dibalik ketenaran serat kehebatannya tersebut, teknologi AI ini ternyata masih membutuhkan banyak sekali pembenahan. Masih banyak masalah yang harus diperbaiki. 


Apa saja masalah yang harus dibenahi itu? Berikut ini adalah rangkuman dari The Verge. Silahkan disimak:


1. Membantu atau Membual?


Semua orang tahu bahwa chatbot seperti ChatGPT serta Bard ini sering digunakan oleh warganet untuk mencari jawaban atas berbagai macam pertanyaan. Jawabannya memang kadang mendekati akurat, namun tak jarang juga hasil yang dikirimkan adalah jawaban yang terkesan mengada-ada.


Jawaban yang terkesan membual atau mengada-ada ini terjadi ketika user memberikan perintah untuk mencari data biografi, atau mengarang sebuah naskah akademis. Aplikasi ini juga gagal memberikan jawaban yang akurat terkait dengan pertanyaan dasar. misalnya pertanyaan ini, “lebih berat mana, antara 10 kilogram besi ataukah 10 kilogram kapas?


Kesalahan-kesalahan yang lain juga masih banyak dan cukup bervariasi. Sebenarnya ini hanya kesalahan-kesalahan yang cukup sederhana, akan tetapi tidak ada jaminan juga bahwa kesalahan ini akan dapat diperbaiki sepenuhnya.


2. Hanya Satu Jawaban yang Benar


Masalah lain yang hadir adalah ketika AI ini hanya memberikan satu jawaban yang benar saja untuk pertanyaan yang seharusnya memberikan bebrapa alternatif jawaban yang benar. 


Hal ini juga diungkapkan oleh Chirag Shah dan emily M. Bender yang membuat sebuah makalah penelitian dengan topik seputar “Situating Search”. Mereka menyebutkan bahwa kemunculan chatbot berteknologi AI ini akan semakin memperburuk kondisi.


Sebuah chatbot tidak hanya akan menawarkan jawaban tunggal saja, akan tetapi otoritas platform semacam dengan adanya teknologi AI akan membuat jawaban yang disusun dari berbagai sumber yang seringkali tanpa atribusi yang tepat.


3. Menjadi Pemicu Perang Budaya dan Agama


Peristiwa ini sudah mulai tampak setelah beberapa saat peluncuran ChatGPT. Beberapa pihak menuding bahwa chatbot ChatGPT ini berlaku diskriminatif karena menolak sejumlah perintah tertentu namun menjalankan perintah yang lain.


Sebagai contoh, ketika di India, teknologi OpenAI ini dituduh sebagai anti-Hindu. Pasalnya chatbot ini menceritakan sebuah lelucon terkait dengan Krishna, namun menolak untuk memberikan lelucon terkait Muhammad dan juga Yesus.


Itulah beberapa hal yang masih menjadi PR besar yang harus segera diatasi agar teknologi baru ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika hendak diurai lagi mungkin masih banyak masalah baru yang akan muncul kembali. 


Maka dari itu, secanggih apapun sebuah teknologi, ia tetaplah sebuah teknologi buatan manusia yang tidak sempurna, jadi gunakanlah dengan bijaksana.

***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter