Suasana kantor Arema FC di Jalan Mayjend Pandjaitan, Kota Malang, usai kericuhan, pada Minggu (29/1). (Dok. detikJatim) |
Demo tersebut berakhir ricuh sehingga mengakibatkan kondisi kantor mengalami kerusakan cukup parah.
Sebelum kejadian, ratusan massa tersebut menggelar aksi dari arah Taman Makam Pahlawan (TMP), kemudian bergerak ke kantor Arema FC atau biasa disebut 'Kandang Singa'.
Massa mulai merapat ke 'Kandang Singa' sekitar pukul 12.25 WIB. Saat tiba, kehadiran ratusan massa langsung diadang oleh petugas penjaga kantor tersebut.
Awal kericuhan dimulai saat massa demo dengan petugas penjaga kantor Arema FC terlibat saling adu pukul.
Kondisi semakin mencekam saat sejumlah massa melakukan pelemparan batu dan cat ke arah kantor, sehingga membuat barang di dalamnya berjatuhan akibat tertimpa pecahan kaca.
Massa pendemo juga terlihat melepas emblem logo Arema FC berukuran besar yang terpasang di kantor tersebut, kemudian membakarnya di tengah jalan.
Selain itu, massa pendemo juga menempel sejumlah poster bernada boikot, seperti "Aremania Berjuang Sendiri, Klubnya Tidak Peduli" yang ditempel secara tidak beraturan di tembok-tembok kantor.
Akibat kericuhan itu, sejumlah orang dikabarkan menderita luka parah, bahkan di antaranya mengeluarkan darah di bagian kepala.
Sekitar 10 menit berselang sejak kericuhan, petugas gabungan dari tim kepolisian dan Satpol PP tiba di lokasi kejadian, tepatnya pada pukul 12.34 WIB.
Petugas kepolisian yang terpantau hadir di antaranya Kabag Ops Polresta Malang Kota, Kapolsek Klojen, bersama personel lainnya.
Saat tiba di lokasi, petugas kepolisian mendapat adangan dari massa pendemo dengan dalih tak boleh ikut campur.
Saat kericuhan mulai mereda, seorang massa aksi melakukan orasi dengan naik ke atas mobil.
"Kami Arek Malang menyadari bahwa lingkungan internal kami sangatlah banyak kekurangan yang membuat perjuangan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan ini sangat lemah," teriak massa dalam orasinya.
"Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas ketidaknyamanan untuk menikmati hiburan sepak bola Indonesia. Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh warga Malang Raya, karena sudah direndahkan martabatnya oleh tindakan nirempati," lanjut orasi tersebut.