GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Lomba Kreasi Kuliner Desa Wisata se-Kota Batu, Kelurahan Oro Oro Ombo Keluar Sebagai Juara Pertama

Lomba Kreasi Kuliner Desa Wisata se-Kota Batu, Kelurahan Oro Oro Ombo Keluar Sebagai Juara Pertama
Desa Oro Oro Ombo keluar sebagai juara pertama dalam ajang Lomba Kreasi Kuliner Khas Desa Wisata se-Kota Batu. (Dok. MalangVoice/M. Noer Hadi)

PEWARTA.CO.ID - Kota Batu sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Jawa Timur, bahkan di tingkat nasional saat ini, memang tidak pernah kehabisan kreativitasnya.


Pun demikian dengan warga masyarakatnya. Terbaru, melalui kegiattan bertajuk 'Lomba Kreassi Kuliner Khas Desa Wisata/Kelurahan' telah melahirkan juara baru yakni dari Kelurahan Oro Oro Ombo.


Oro Oro Ombo adalah salah satu desa yang masuk wilayah Kecamatan Batu. Di wilayah ini memang dikenal sebagai pusat keberadaan beragam destinasi wisata unggulan milik Jawa Timur Park Group.


Namun di sisi lain, kreativitas warganya juga tak kalah mentereng prestasinya. Sekelompok warga membuat olahan penganan khas yang kemudian dilombakan dan ternyata berhasil menjadi juara.


Baca juga: Wow, Hampir 6 Juta Wisatawan Kunjungi Kota Batu Sepanjang 2022


Melalui program Area Model Konservasi Edukasi (AMKE) sekelompok warga berinisiatif menanam Umbi Porang di lahan seluas 10 hektar aset milik Pemerintah Desa Oro Oro Ombo.


Dari hasil panen umbi porang tersebut kemudian diolah menjadi berbagai makanan seperti bakso, siomay, cookies, tahu bakso, tahu walik, bahkan bahan pengganti nasi.


Semua olahan di atas dibuat menggunakan tepung porang sebagai bahan baku utama.


Budidaya umbi porang tersebut dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Panderman yang biasa menanam tanaman tersebut di sekitar lereng Gunung Panderman.


Pengelola AMKE Oro Oro Ombo Sri Asih mengatakan, ketika umbi porang telah diubah menjadi tepung dan bisa dijadikan bahan penganan apapun maka nilai ekonominya pun bertambah.


“Ketika bahan dasar diolah dan dikembangkan menjadi produk olahan turunan pasti nilai ekonominya bertambah. Kalau sudah jadi tepung bisa dibuat komposisi makanan apapun,” kata Asih di sela lomba berlangsung pada Minggu (20/11/2022).


Baca juga: Revisi Perda RTRW Kota Batu, 643 Hektar Lahan Sawah Dipertahankan


Asih menambahkan, menjadikan umbi porang sebagai tepung memerlukan proses yang tak mudah. Jika tidak dilakukan secara benar maka bisa mendatangkan alergi bagi yang mengonsumsinya.


“Pengolahan umbi porang menjadi tepung butuh proses panjang dan harus betul-betul teliti. Karena kalau tidak bersih dari kandungan oksalat bisa gatal bahkan keracunan ketika dikonsumsi,” ujarnya.


Atas dasar pengetahuan dan kreativitasnya itu Sri Asih dkk diganjar predikat sebagai juara pertama dalam acara yang digagas Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu tersebut.


Baca juga: Pengeloa Desa Wisata se-Kota Batu Dibekali Pelatihan Sebagai Instruktur Outbound


Adapun pada posisi kedua ditempati Desa Beji, Kecamatan Junrejo, yang tampil dengan olahan tempe menjadi berbagai olahan seperti puding tempe, stick tempe, dan mie sayur kulit tempe.


Serta peringkat ketiga diduduki Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Bumiaji, yang datang memamerkan olahan nasi panca warna, sayur pedas pohong (singkong), getuk bote, dan sayur dadu.

***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter