GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Tindakan Polisi dalam Tragedi Kanjuruhan Disorot Profesor Asal Inggris, Dinilai Sebagai Pemicu

Tindakan Polisi dalam Tragedi Kanjuruhan Disorot Profesor Asal Inggris, Dinilai Sebagai Pemicu
Kondisi gate 13 Stadion Kanjuruhan pasca tragedi yang menewaskan 125 orang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10).

PEWARTA.CO.ID - Tragedi Kanjuruhan telah menyita perhatian dunia. Insiden yang menewaskan 125 orang tersebut juga ditandai sebagai bencana dalam dunia sepakbola.


Sejumlah media internasional ikut memberitakan peristiwa yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, pada Sabtu (1/10/2022).


Bahkan beberapa di antaranya sampai mengirim tim ke Indonesia untuk mendalami peristiwa itu.


Baca juga: 3 Poin Masalah yang Disorot dari Tragedi Kanjuruhan, Sejumlah Pihak Sesalkan Hal Ini


Terbaru, Washington Post menjadi media internasional pertama yang mengangkat hasil penelusurannya terkait kejadian tragedi Kanjuruhan melalui bantuan analisa 100 foto dan video serta wawancara kepada 11 korban.


Menurut Washington Post, kejadian itu dipicu oleh tindakan polisi yang dinilai tidak menerapkan standar pengamanan yang layak untuk pertandingan olahraga.


Hal itu diperkuat dengan tindakan penembakan gas air mata ke arah tribun di mana saat itu penuh dengan penonton yang berdesakan.


Keadaan diperparah dengan kondisi pintu stadion yang terkunci terlebih ditinggalkan oleh penjaganya. Padahal kondisi ribuan penonton tengah dalam keadaan panik.


Baca juga: Gas Air Mata Selalu Jadi Sebab Jumlah Kematian Suporter Terbanyak di Dunia


Hal senada juga dilontarkan profesor asal Inggris, Clifford Stott. Stott yang selama ini mempelajari tentang pemolisian di acara olahraga menilai, tindakan polisi menjadi pemicu dalam tragedi Kanjuruhan.


Selain itu, Stott menyoroti manajemen Stadion Kanjuruhan yang dinilainya sangat buruk.


"Menembakkan gas air mata ke tribune ketika pintu dikunci hampir pasti menjadi penyebab jumlah kematian yang sangat besar," kata Stott seperti dicuplik dari Washington Post.


Stott juga telah melihat rekaman di gate 13 dengan kondisi pintu yang penyok. Ia dapat menggambarkan kondisi kepanikan penonton telah memaksa untuk membuka pintu dengan cara menjebol paksa.


"Saya telah melihat rekaman video pintu baja berat yang dalam kondisi penyok akibat seperti ada tekanan. Yah, mereka hanya bisa mendobrak jika terkunci dari dalam," kata Stott menambahkan.

***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter