Presiden klub Madura United, Achsanul Qosasi. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Presiden klub Madura United Achsanul Qosasi buka suara menanggapi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Menurutnya, peristiwa ini sudah menjadi tragedi sepak bola dunia.
Dalam akun Twitternya, Qosasi menyatakan sikap terkait insiden yang menewaskan 187 orang tersebut.
"Mungkin ada yang tak sependapat dengan saya, tapi inilah sikap saya sebagai klub Madura United FC atas tragedy di Kanjuruhan," tulisnya, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Sejarah Kelam Sepak Bola Indonesia Dalam Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang
Selain itu, ada sejumlah poin yang ia tulis dalam sebuah utas (thread) di akun Twitter pribadinya @AchsanulQosasi.
Pertama, ia meminta agar kompetisi dihentikan untuk sementara waktu hingga ada pernyataan resmi dari federasi sepakbola dunia FIFA.
Qosasi juga meminta agar PSSI selaku federasi tertinggi sepakbola Indonesia bertanggung jawab penuh terkait insiden berdarah di markas Arema FC tersebut.
Bahkan dirinya tak segan menyerukan agar semua pengurus PSSI untuk mundur sebagai bentuk penghormatan terhadap korban dan keluarga yang ditinggalkan.
"PSSI wajib bertanggung jawab, dan semua pengurusnya harus mundur. Sebagai (sikap) respect terhadap korban dan keluarganya," lanjut tulisnya.
Baca juga: Jadwal Liga Inggris Big Match Man. City Vs Manchester United Minggu 2 Oktober 2022
Qosasi menambahkan, sebaiknya PSSI tak perlu merepotkan diri dengan membentuk tim dalam rupa apapun untuk mendalami kasus ini.
Namun ia berseloroh agar sebaiknya tragedi Kanjuruhan ditangani secara penuh oleh Kemenpora dan atau KONI selaku organisasi pemerintah.
Selain itu, lanjutnya, persilakan dari FIFA untuk membuat investigasi mendalam atau langkah yang diperlukan untuk mengusut tuntas kasus ini.
Baca juga: Jadwal Leicester City Vs Nottingham Forest di Liga Inggris pekan ke-9, Selasa 4 Oktober 2022
Qosasi juga berpesan agar semua pihak dapat menahan asumsi apapun termasuk melokalisir istilah 'di Malang', yang menurutnya seolah hanya menyalahkan pengurus yang ada di daerah itu.
Padahal menurutnya, tragedi di Kanjuruhan ini tidak akan terjadi tanpa kebijakan dan campur tangan dari pihak pusat.
"Ini keputusan Federasi Nasional (PSSI)," tandasnya.