Gambaran kejadian tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10). (Dok. detikSport) |
PEWARTA.CO.ID - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) berharap seluruh korban dalam tragedi Kanjuruhan untuk diotopsi guna mengungkap fakta sesungguhnya.
Pasalnya, hingga saat ini misteri tewasnya ratusan orang dalam insiden itu belum juga bisa dipastikan.
Sekjen KontraS Andy Irfan mengatakan, hal ini seharusnya sudah menjadi tanggung jawab Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
“Harusnya yang melakukan itu TGIPF kerja sama dengan lembaga negara lain dan para pendamping korban, itu melaksanakan otopsi untuk menghentikan segala retorika penyebab kematian para korban,” kata dia.
Baca juga: Menteri PUPR Bakal Renovasi Stadion Kanjuruhan, Perhatikan Aspek Keselamatan dan Kemudahan
Lebih lanjut Andy menjelaskan, perlu diketahui berapa orang yang meninggal akibat tembakan gas air mata dan berapa yang disebabkan berdesakan di sekitar pintu keluar stadion.
Dengan begitu menurutnya delik masalah akan terkuak, sehingga tidak ada lagi spekulasi yang tidak pasti perihal penyebab jatuhnya banyak korban tersebut.
"Sebagai satu pembanding dalam peristiwa kekerasan di tempat yang sama di tahun 2018 bulan September ada gas air mata tapi yang meninggal hanya satu orang, itupun karena dia punya sesak napas,” terangnya.
“Fokuslah untuk pengungkapan fakta sebagaimana seharusnya dan bergeraklah sesuai aturan hukum yang ada,” harapnya.
Baca juga: 3 Poin Masalah yang Disorot dari Tragedi Kanjuruhan, Sejumlah Pihak Sesalkan Hal Ini
Selain itu, Andy juga berharap agar ada pendampingan kepada keluarga korban demi menghindari aksi intimidasi. Dengan begitu keluarga korban akan berani membantu pengusutan kasus ini.
“Intinya ada oknum yang datang ke rumah korban untuk mendorong keluarga korban agar tidak melakukan upaya hukum terkait peristiwa ini,’ tandasnya.