Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo |
PEWARTA.CO.ID - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Pranowo memboyong 6 tim dari Jakarta untuk diterjunkan melakukan investigasi dan mengusut tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur.
Enam tim tersebut terdiri dari unsur Bareskrim, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam), dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).
"Saya telah mengajak tim dari Mabes Polri, terdiri dari Bareskrim Polri, Propam, kemudian SPI Polri, Pusdokkes, Inafis, kemudian Puslabfor untuk melakukan langkah-langkah pendalaman terhadap investigasi yang kami lakukan," kata Listyo di Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10) malam.
Baca juga: Gas Air Mata Selalu Jadi Sebab Jumlah Kematian Suporter Terbanyak di Dunia
Kapolri menjelaskan, tim ini nantinya akan mencari tahu penyebab banyaknya korban jiwa usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut.
Dari investigasi itu nantinya Polri dapat menentukan siapa pihak yang bertanggung jawab karena dinilai bersalah dan harus dihukum.
"Yang jelas kami akan serius dan mengusut tuntas. Ke depan terkait proses penyelenggaraan, proses pengamanan, nanti akan kita diskusikan. Tentunya akan menjadi acuan dalam proses pengamanan liga," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolri juga menyampaikan data valid terkait korban jiwa dalam peristiwa tragedi Kanjuruhan. Listyo menyebut total yang meninggal dunia ada 125 orang. Sementara jumlah yang disampaikan sebelumnya ia ralat karena terdapat data ganda korban.
Baca juga: Presiden Klub Madura United Tanggapi Tragedi Kanjuruhan, Achsanul Qosasi: Semua Pengurus PSSI Harus Mundur
Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan ini bermula saat suporter Arema FC memasuki lapangan karena kecewa terhadap hasil akhir pertandingan kontra Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 pekan ke-11.
Arema kalah 2-3 atas tim tamu yang kemudian direspon dengan emosi sekelompok suporter yang sampai turun ke lapangan.
Sadar amukan massa mengancam keselamatan, petugas membendung aksi dengan berbagai upaya. Selain mendorong suporter agar kembali ke tribun, yang kini menjadi sorotan adalah penggunaan gas air mata yang dinilai menjadi sebab utama banyaknya korban jiwa.
Untuk itulah Polri tengah mendalami kasus ini untuk mendata sebab faktor banyaknya korban meninggal tersebut.