Skretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. (Dok. iNet) |
PEWARTA.CO.ID - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi pernyataan mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut adanya potensi Pemilu tak jujur pada 2024.
Skretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, justru puncak kecurangan Pemilu terjadi pada era pemerintahan SBY yakni pada 2009 lalu.
"Mohon maaf Pak SBY tidak bijak. Dalam catatan kualitas Pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan yang terjadi dalam sejarah demokrasi, dan hal tersebut Pak SBY yang bertanggung jawab," kata Hasto melalui keterangan resmi, Sabtu (17/9).
Hasto menyebut, kecurangan Pemilu 2009 terjadi dalam proses penyusunan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Baca juga: Cium Aroma Kecurangan di Pemilu 2024, Demokrat Isyaratkan SBY Turun Gunung
Ia juga membandingkan dengan era pemerintahan Soeharto yang menurutnya tidak pernah terjadi manipulasi DPT.
Hasto juga juga menyinggung soal perekrutran Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati kala itu, usai menjabat sebagai komisioner KPU justru merapat ke Partai Demokrat.
"Di luar itu, data-data hasil Pemilu kemudian dimusnahkan. Berbagai bentuk tim senyap dibentuk. Selain itu, menurut penelitian, SBY menggunakan dana hasil kenaikan BBM untuk kepentingan elektoral. Pada saat bersamaan terjadi politisasi hukum terhadap lawan politik Pak SBY," ujarnya seperti dikutip dari laman CNN Indonesia, Minggu (18/9).
Terkait deklarasi 'SBY Turun Gunung', Hasto mempersilakan hal itu terjadi. Namun, pihaknya memastikan PDIP tidak akan tinggal diam jika SBY hendak menyebar fitnah terhadap Jokowi.
"PDI Perjuangan akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Pak SBY. Sebab informasi yang diterima Pak SBY sangat tidak tepat. Jadi hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi," ucap Hasto.
Baca juga: AHY Sebut 80 Persen Pembangunan Infrastruktur RI Terjadi di Era SBY, Jokowi Hanya Meresmikan
Di lain sisi, Hasto menganggap wajar dengan sikap SBY yang ingin kembali terlibat dalam kegiatan partai menjelang Pemilu 2024.
Hal itu menurutnya, karena SBY dianggap sebagai sosok ayah yang ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang diketahui hendak maju sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pilpres 2024 mendatang.
"Bisa tidaknya Demokrat bisa mencalonkan AHY dalam pilpres jangan dijadikan indikator sebagaimana tuduhan adanya skenario Pemerintahan Pak Jokowi untuk berbuat jahat dalam Pemilu," tandasnya.