GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Kades Gunung Picung Mengaku Tak Tahu Warganya Ikuti Pemakaman Adat Tionghoa

Kades Gunung Picung Mengaku Tak Tahu Warganya Ikuti Pemakaman Adat Tionghoa
tangkapan layar video TikTok viral yang memperlihatkan ratusan warga mengikuti prosesi pemakaman adat Tionghoa di Desa Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Sumber: TikTok)

PEWARTA.CO.ID - Kepala Desa (Kades) Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan pemakaman dengan adat etnis Tionghoa yang melibatkan warganya.


Kades Gunung Picung, Oman, mengaku baru mengetahui setelah viralnya sebuah video yang menggambarkan ratusan warganya sedang menghadiri proses pemakaman tersebut.


Video tersebut viral lantaran ratusan warga Desa Gunung Picung yang didominasi muslim terlihat melakukan penghormatan terhadap jenazah dengan gerakan menundukkan kepala sebanyak tiga kali dengan membawa shio.


“Kami tidak mengetahui bahkan tidak ada izin yang dilimpahkan dari pihak keluarga jenazah terkait proses pemakaman yang akan dilangsungkan di wilayah Gunung Picung,” akunya saat dikonfirmasi, Senin (5/9/2022).


Baca juga: MUI Bogor Bakal Beri Pemahaman ke Warga Muslim yang Ikuti Pemakaman Etnis Tionghoa


Oman menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada Rabu (31/8/2022) di sebuah lahan yang diketahui milik keluarga mendiang.


“Itu memang lahannya milik keluarganya," kata Oman.


Menurut laporan, ratusan warga Desa Gunung Picung itu diminta oleh salah satu anak almarhum untuk melakukan penghormatan dengan imbalan uang sebesar Rp 100 ribu.


Oman juga mengaku tidak mengetahui jika lahan tersebut ternyata dipakai sebagai makam khusus etnis Tionghoa.


Menurutnya, hal itu dilakukan tanpa ada izin atau laporan kepada pihak desa.


Baca juga: Viral Warga Muslim Bogor Beri Penghormatan Jenazah di Pemakaman Jenazah Etnis Tionghoa


Sebelumnya, lahan itu juga digunakan sebagai lokasi pemakaman sang ayah, kemudian disusul untuk sang ibu yang kemudian viral itu.


“Dulu waktu pertama suaminya yang meninggal memang beberapa warga dikasih uang sebesar Rp 100 ribu. Mungkin kemarin istrinya meninggal jadi masyarakat saya berbondong-bondong datang dan ingin melihat proses pemakaman, tapi tidak semuanya masyarakat mendapatkan uang,” ucapnya.


Oman juga mengatakan, pihak desa akan memberi tahu pihak keluarga agar tidak ada lagi kegiatan pemakaman di tempat yang sama di masa mendatang.


"Kami minta agar tidak ada lagi proses pemakaman jenazah di wilayah kami, cukup bapak dan ibunya saja,” tandasnya.

***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter