Sapi seharga Rp 105 juta tersebut kini ditempatkan di kandang yang berada di Dusun Kemiri, Desa Kebun Sari, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, SulBar.
Tim kesehatan hewan dan Sekretariat Negara (Setneg) telah meninjau kondisi sapi kurban Jokowi yang dinamai Fino itu. Termasuk memastikan kondisinya tetap aman sampai hari penyembelihan tiba.
Bahkan, untuk menghindari segala bentuk kejahatan, kandang sapi Fino telah dipasangi kamera pengawas atau CCTV.
Diketahui sapi Fino dibeli dari seorang peternak bernama Ahmad. Meski telah dibeli orang nomor satu di Indonesia itu, Ahmad mengaku masih membelikan pakan dan obat-obatan demi menjaga kualitas kesehatan sapi tersebut.
Diperiksa tim Setneg dan kesehatan hewan
Sesaat setelah Presiden Jokowi menyepakati harga sapi Fino dari pemilik sebelumnya, pihak Sekretariat Negara (Setneg) kemudian mengutus stafnya untuk meninjau langsung kondisi hewan kurban tersebut.
Kepala dinas pertanian dan pangan Polewali Mandar Hassani menjelaskan, kedatangan staf khusus sekretariat negara adalah mengurus administrasi pembayaran sapi tersebut, serta mengetahui kondisi kesehatannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kondisi kesehatan sapi berusia tiga tahun tujuh bulan tersebut dikabarkan sehat dan siap untuk disembelih pada hari H Idul Adha, pada Minggu (10/7/2022).
“Sejak sapi kurban milik petani di Polewali Mandar ini resmi dibeli Presiden Jokowi seharga Rp 105 juta, berbagai upaya pengamanan terus dilakukan, termasuk masang CCTV di area kandang untuk memantau perkembangannya setiap hari,” jelas Hassani.
Sejak tahun 2017, Presiden Jokowi selalu membeli sapi dari peternak di Sulawesi Barat sebagai hewan kurban untuk dibagikan kepada masyarakat Sulbar.
Tahun ini, rencananya sapi limosin bernama Fino itu akan dibawa ke Kabupaten Mamuju untuk dijadikan hewan kurban Idul Adha. Dagingnya akan dibagikan kepada masyarakat yang menjadi korban bencana gempa serta warga yang kurang mampu.