GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Rekam Jejak Raja Juli Antoni, Wamen ATR/BPN yang Baru

Rekam Jejak Raja Juli Antoni, Wamen ATR/BPN yang Baru
Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni saat tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/6/2022) siang, menjelang pelantikan menteri dan wakil menteri baru Kabinet Indonesia Maju hasil reshuffle. (Dok. Kompas.com/ Ramadhan)

PEWARTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merombak sejumlah posisi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Pengumuman reshuffle menteri dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Bongkar pasang pucuk pimpinan kementerian dilakukan dengan pergantian nama-nama baru. Salah satunya posisi Menteri Perdagangan (Mendag) dari Muhammad Lutfi diganti Zulkifli Hasan.

Namun ada satu nama yang menyita perhatian, yakni sosok Raja Juli Antoni. Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu turut dilantik menjadi Wakil Menteri (Wamen) Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), mendampingi mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.

Disebut menarik karena merujuk pada kiprah seorang Raja Juli Antoni di pentas perpolitikan tanah air.

Raja Juli Antoni yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pembina PSI menggantikan posisi Surya Tjandra sebagai Wamen ATR/BPN, yang tak lain merupakan rekannya di PSI.

Sejatinya Raja Juli bukanlah pemain baru di kancah politik Indonesia. Sebelum bergabung ke PSI, ia merupakan politisi PDI Perjuangan (PDI-P).

Pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 lalu ia sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat IX, namun kalah.

Sosok Raja Juli kemudian semakin dikenal lantaran bergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) yang mengusung Pasangan Calon (Paslon) Jokowi-Ma'ruf Amin ketika itu. Bahkan ia dipercaya untuk mengisi posisi Wakil Sekretaris hingga Juru Bicara TKN selama kontestasi 2019.

Di samping itu, Raja Juli juga dikenal sebagai sosok intelektual muda yang aktif di organisasi keagamaan PP Muhammadiyah.

Pada periode 2015-2020 lalu ia juga sempat menjadi salah satu kandidat Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, namun akhirnya memilih mundur karena alasan ingin fokus membangun PSI.

Jauh sebelum itu, pada 2005-2009 Raja Juli sempat menjabat Direktur Eksekutif Ma'arif Institut, sebuah lembaga yang didirikan mantan Ketum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii.

Adapun prestasi lain, ia juga pernah menduduk posisi Direktur Eksekutif The Indonesian Institute (TII).
***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter