Salah satunya adalah Coinbase, perusahaan uang kripto yang baru saja mengumumkan pemberhentian karyawan secara besar-besaran.
Coinbase dilaporkan telah melakukan PHK terhadap seperlima tenaga kerjanya, yakni mencapai 1.100 orang karyawan.
Langkah ini diambil setelah saham Coinbase turun drastis hingga mencapai 79 persen di tahun 2022 ini. Jumlah itu bertambah 27 persen dari penuruan yang terjadi tahun lalu.
CEO Coinbase Brian Armstrong mengatakan, besar kemungkinan akan terjadi resesi dan peningkatan efisiensi.
“Meskipun sulit untuk memprediksi ekonomi atau pasar, kami selalu merencanakan kemungkinan terburuk sehingga kami dapat mengoperasikan bisnis dalam kondisi apapun,” kata Brian dilansir dari BBC, Jumat (17/6/2022).
Awalnya, Coinbase telah menyampaikan akan menghentikan rekrutmen pegawai baru. Banyaknya karyawan yang dipekerjakan, kata Brian, membuat perusahaan melakukan pengeluaran terlalu tinggi di tengah situasi pasar yang tidak pasti.
Meski begitu, lanjutnya, Coinbase tidak akan lepas tangan begitu saja terhadap nasib karyawan yang telah di PHK. Brian mengatakan, perusahaan yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat itu akan melakukan pendampingan dengan mengirimkan karyawan ke pusat-pusat pelatihan kerja agar bisa menemukan pekerjaan baru di industri yang sama.
Sejatinya Coinbase bukanlah perusahaan pertama yang yang mengambil kebijakan ini. Sebelumnya, hal serupa juga dilakukan BlockFi, sebuah perusahaan pemberi pinjaman kripto.
Seperti diketahui, bursa cryptocurrency memang tengah diterpa badai kencang. Bahkan hampir semua terimbas karenanya.
Sebut saja Bitcoin. Mata uang digital itu juga telah mengalami penurunan drastis hingga 55 persen dalam enam bulan belakangan. Harga Bitcoin kini berada di angka 22.000 dolar AS.
Kemudian yang terparah kasus Terra Luna.
Terra Luna sempat merasakan puncak kejayaannya di mana harga kepingannya mencapai Rp 1,7 juta kala itu. Namun nahas, kini harganya hanya tinggal Rp 34.000 saja per kepingnya.