GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Antisipasi PMK, Dosen UMM Sarankan Hewan Ternak Divaksin Sebelum Idul Adha

Antisipasi PMK, Dosen UMM Sarankan Hewan Ternak Divaksin Sebelum Idul Adha
Penyemprotan disinfektan pada kandang ternak

PEWARTA.CO.ID - Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menerpa hewan ternak belakangan turut mendapat perhatian dari sejumlah pihak, terlebih mendekati momentum Hari Raya Kurban atau Idul Adha.

Segala upaya untuk pencegahan juga sudah dilakukan, mulai dari membatasi lalu lintas hewan ternak sampai menyuntik vaksin pada hewan yang belum terindikasi PMK. Sementara penanganan pada hewan yang sudah terkena PMK pun juga dilakukan dengan cepat dan tepat, seperti memotong paksa.

Upaya preventif itu dirasa belum sepenuhnya melegakan. Karena mendekati Idul Adha biasanya kebutuhan pasokan hewan ternak akan melonjak tajam, sehingga ditakutkan kurangnya pengawasan lebih lanjut hanya karena alasan menyeimbangkan antara supply and demand.

Diketahui kebutuhan pasokan sapi, kambing, domba, dan kerbau sangat dibutuhkan saat Idul Adha, namun justru hewan-hewan itulah yang saat ini dalam bayang-bayang infeksi PMK yang tengah mengancam.

Hal itulah yang lantas membuat salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof. lili Zalihar ikut memberikan masukannya.

Prof. Lili Zalihar menjelaskan, PMK bisa menyebabkan terjadinya lepuh dan erosi pada jaringan di antara kuku hewan, sehingga menyebabkan hewan menjadi malah berdiri. Selain itu, PMK juga dapat menyerang kelenjar susu.

Diberitakan sebelumnya, menurut sejarah wabah PMK sejatinya sudah pernah mewabah di Indonesia. Namun pada tahun 2022 ini penyakit tersebut kembali muncul.

Ada beberapa faktor yang membuat PMK ini kembali menghantui para peternak di Indonesia. Kemunculannya dipercaya karena kurangnya pengawasan pada saat mengimpor dari negara asalnya, terlebih negara asal hewan ternak tersebut belum berhasil bebas dari PMK seperti yang pernah dialami Indonesia.

Selain itu, menjaga kebersihan kandang juga turut menjadi perhatian. Selain juga kebersihan armada yang digunakan untuk mengangkut hewan ternak pada saat proses pengiriman. Kondisi alat transportasi yang kurang bersih juga dapat menjadi biang penularan PMK antar hewan.

“Hewan-hewan sakit merupakan sumber penularan. Tetapi sisi positifnya, virus ini tidak dapat menular pada manusia,” terang Lili seperti dilansir dari situs resmi UMM.

PMK ini bisa menular kepada sesama hewan ternak melalui kontak langsung antar hewan melalui droplet, leleran air liur, sisa pakan dari ternak sakit dan bahkan lewat udara.

Lili menjelaskan, proses penularan PMK dapat terjadi saat hewan ternak saling bersinggungan fisik. Selain itu, droplet atau cipratan air liur, sisa pakan ternak yang sakit, virus yang menguap ke udara juga bisa menjadi sebab di antaranya.

Sementara itu, penularan tidak langsung juga bisa terjadi melalui pakaian dan kendaraan yang dipakai peternak atau pegawai peternakan. Karena kondisi piranti yang tidak bersih tadi menjadi tempat virus dan bakteri penyebab PMK menempel sebelum akhirnya menjangkiti hewan.

Melihat kondisi itu, lantas Lili memberikan saran agar proses pencegahan dapat segera dilakukan secara optimal, seperti pemberian vitamin peningkat kekebalan tubuh hewan ternak.

Lalu menjaga sanitasi di peternakan. Selain itu perlu adanya penyemprotan desinfektan di kandang dan isolasi sapi yang sakit dengan memisahkannya dari hewan yang sehat.

Begitu juga pentingnya untuk segera memberikan vaksin pada hewan ternak, mengingat asal-usul PMK disebabkan oleh virus.

“Sapi yang terinfeksi PMK akan merasa kesakitan ketika makan, oleh karenanya pemberian anti radang dan penghilang rasa sakit bisa diberikan agar sapi dapat makan. Selain itu pemberian antibakteri seperti sulfadimidine juga bisa menjadi pilihan. Nah, hal yang tidak kalah penting adalah sapi yang sakit harus diisolasi agar tidak menular ke ternak lainnya. Kemudian harus ekstra diperhatikan agar cepat sembuh dari PMK," kata Lili.

Lili juga berharap agar pemerintah segera melakukan vaksinasi kepada hewan ternak yang sehat sebelum Idul Adha tiba.

Begitupun dengan pembatasan mobilitas angkutan hewan agar konsisten dilakukan demi menekan laju penyebaran PMK. Serta pentingnya memperhatikan kebersihan tempat penjualan hewan ternak dengan menyemprotkan disinfektan secara berkala.

“Usaha-usaha ini seyogyanya memang harus diawasi oleh Dinas peternakan setempat. Tidak hanya dilakukan seadanya, tapi harus dilaksanakan secara serius agar penyakit ini bisa kembali pergi dari Indonesia. Semoga vaksinasi dapat diselesaikan Idul Adha sehingga hewan kurban benar-benar sehat sebelum Idul Adha tiba,” pungkasnya.



(ben/rfd)
***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter