Selain itu, faktor lain yang turut menjadi penyebab kecelakaan adalah gagal pengereman di daerah perbukitan atau pegunungan. Karenanya, diperlukan kesadaran untuk memperhatikan kondisi kendaraan.
"Kalau wisata ziarah ya, tempat-tempat ritual ziarah-ziarah bagi umat Islam dari yang pertama ini tidak menginap rata-rata dia tiga hari dua malam, pengemudinya itu satu, nah ini yang menjadi persoalan, tentunya memang murah," kata Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno saat mengisi Webinar Edukatif Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan, Rabu (25/5/2022).
"Jelas pengemudinya juga tidurnya ya dia tidak bisa nyaman. Ini yang menjadi persoalan kita, murah ya tiga hari dua malam dia tidak melakukan penginapan yang resmi," terangnya.
Baca juga: Insiden Odong-odong Tertabrak Kereta di Serang, Sopir Jadi Tersangka
Baca juga: Tegas! Polres Sukoharjo Larang Odong-odong Beroperasi di Jalan Raya
Djoko menyebut, satu-satunya tempat istirahat pengemudi yang dinilai layak hanya ada satu, yakni di Ancol. Namun sayangnya, belum banyak yang memanfaatkan fasilitas tersebut.
"Tempat istirahat pengemudi ini setahu saya baru satu yang untuk di Ancol Jadi cukup lumayan bagus ya sudah ke sana nyaman tapi banyak yang tidak melakukan itu," kata Djoko.
Menindaklanjuti temuan ini, langkah yang sudah dilakukan KNKT adalah menyurati pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), terkait anjuran penyediaan tempat istirahat yang layak bagi pengemudi dan kru.
"Nah ini sebenarnya masuk dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) dari Kementerian Pariwisata jadi sudah di luar Kementerian Perhubungan. KNKT sudah beberapa kali menyurati namun sampai sekarang juga belum ada imbasnya," ungkapnya.
(nnd/rtn)