Ilustrasi suasana pasar tradisional di Indonesia |
Pewarta.co.id, Jakarta - Seperti pengalaman pada momentum sebelumnya, lonjakan harga kebutuhan pokok biasa terjadi saat memasuki bulan Ramadhan. Untuk itu Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) membentuk tim Satgas Pangan, yang tujuannya mengantisipasi kemungkinan itu.
Nantinya tim Satgas Pangan akan melakukan operasi di beberapa tempat produksi secara langsung. Hal ini untuk memastikan stabilitasi harga sejak dari produsen sampai ke tingkat pengecer. Agar perputaran ekonomi masyarakat tetap berjalan secara sehat.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, selain memantau harga di pasar menjelang Ramadhan, tim Satgas Pangan juga akan melakukan giat yang sama sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Satgas Pangan akan terus bergerak mengantisipasi lonjakan harga minyak goreng, harga kedelai, dan kita melihat untuk kebutuhan masyarakat lain. (Saat ini) Daging juga sudah mulai meningkat," ujarnya saat ditemui dalam acara Rapim TNI Polri 2022, di Mabes TNI, Jakarta Timur, Selasa (1/3/2022).
Dedi menambahkan, fokus pemantauan akan lebih diprioritaskan ke tingkat produsen. Dari situ akan diketahui standar harga sesuai ambang batas kewajaran jika memang memungkinkan adanya kenaikan di pasaran.
Langkah Penegakan Hukum
Selama proses pemantauan, nantinya Polri akan bersinergi dengan stakeholder terkait. Tim Satgas Pangan juga akan menjamin proses distribusi bahan pokok selama Ramadhan sampai Idul Fitri dipastikan bisa berjalan lancar.
"Itu yang dilakukan Satgas Pangan terus bekerja sama, bersinergi, berkolaborasi dengan stakeholder terkait lainnya," imbuhnya.
Jika nanti ditemukan adanya indikasi permainan harga yang tidak wajar, maka pihak kepolisian juga tidak akan ragu untuk mengambil langkah hukum demi menegakkan aturan yang berlaku.
Penyebab Kenaikan Harga Bahan Pokok Menjelang Ramadhan
Memang sudah menjadi tradisi jika menjelang bulan puasa dan hari raya harga kebutuhan pokok akan mengalami kenaikkan. Bahkan tak jarang keberadaannya menjadi langka di pasaran.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya, adanya peningkatan permintaan konsumtif dari konsumen, biaya produksi yang juga mengalami kenaikan, dan psikologi pasar pada periode tertentu.
Hal itu bisa diperparah oleh faktor kondisi cuaca yang tidak menentu, yang seringnya membuat biaya produksi yang harus dikeluarkan produsen menjadi lebih tinggi.
Melihat siklus kenaikan harga kebutuhan pokok yang sering terjadi menjelang Ramadhan maupun Idul Fitri, maka langkah bijak sangat diperlukan bagi konsumen. Di antaranya memperketat pengeluaran anggaran kebutuhan, serta mengurangi porsi belanja.
Jenis kebutuhan pokok rumah tangga yang berpotensi untuk mengalami kenaikan seperti gula pasir, minyak goreng curah, minyak goreng kemasan, kedelai impor, tepung terigu, daging sapi, daging ayam, telur ayam ras, dan barang komoditas lain yang sejenis.
(ngh/wk)