Menkomarinves, Luhut Binsar Pandjaitan (Antara) |
SoftBank urung berinvestasi di Ibu Kota Indonesia yang baru itu. Lantas, apa alasan mundurnya SoftBank tersebut?
Mengutip detikFinance, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan alasan SoftBank Mundur dari IKN Nusantara, yang berada di Kalimantan Timur itu.
Alasan Saham Perusahaan Anjlok
Luhut mengatakan, SoftBank memutuskan mundur dari proyek IKN sejak saham perusahaan tersebut drop.
Mantan Menkopolhukam itu juga menjelaskan, jika niatan SoftBank untuk mundur sudah diketahui sejak saham perusahaan tersebut anjlok.
Masayoshi Bukan Lagi Dewan Pengarah IKN
Founder sekaligus CEO SoftBank, Masayoshi Son dipastikan bukan lagi menjadi bagian dari dewan pengarah pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Selain Masayoshi, yang juga turut mundur dalam proyek tersebut adalah Sheiks Mohamed Bin Zayed, tak lain adalah Putra Mahkota Abu Dhabi, serta Tony Blair, Mantan Perdana Menteri Inggris periode 1997-2007.
Dengan hengkangnya perusahaan teknologi asal Jepang tersebut, kini pemerintah tengah mencari pengganti yang sepadan untuk masuk ke jajaran Dewan Pengarah pembangunan IKN Nusantara.
Arab Saudi & Abu Dhabi Meninggalkan SoftBank
Penyebab lain mundurnya SoftBank dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara, kata Luhut, karena Arab Saudi tidak lagi menaruh dananya di SoftBank Vision Fund.
Sejarahnya, SoftBank Vision Fund dirilis 2017 lalu, yang didukung oleh Arab Saudi dalam penghimpunan dana tahap awal. Namun dikabarkan pada tahap kedua Arab Saudi tak lagi ikut. Begitu juga dengan Abu Dhabi yang melakukan hal serupa.
Oleh sebabnya, kini Pemerintah Indonesia akan melakukan pendekatan kepada Arab Saudi untuk berinvestasi langsung di Indonesia tanpa haru melalui SoftBank.
Indonesia Coba Mendekati Arab Saudi & Abu Dhabi
Menkomarinves menjelaskan, kini pihak Pemerintah Indonesia tengah melakukan pendekatan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, yakni Muhammad bin Salman bin Abdulaziz al-Saud. Pendekatan yang sama juga dilakukan kepada pihak Abu Dhabi.
Melalui pendekatan itu ungkap Luhut, Abu Dhabi dikatakan akan berinvestasi sebesar 20 milyar US dollar ke proyek IKN, melalui Sovereign Wealth Fund. Sedangkan dengan Arab Saudi angkanya masih belum diketahui karena masih dalam tahap pembahasan.
(hj/fgu)