GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Mengukur Kekuatan Vaksin Booster dari Serangan Deltacron

Ilustrasi Suntik Vaksin Booster


PEWARTA.co.id, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia WHO, beserta sejumlah ilmuwan mengkonfirmasi adanya temuan varian Deltacron. Virus ini merupakan gabungan antara Covid-19 varian Delta dan Omicron.

Sepertinya kemunculan Deltacron ini semakin memperpanjang daftar kemunculan varian-varian baru turunan Corona yang seolah tak ada habisnya.

Kabarnya Deltacron dua kali lebih berbahaya dari pendahulunya, yakni Delta Omicron. Pasalnya, Delta yang dikenal memiliki gejala lebih berat dari virus biasa, dan Omicron yang lebih cepat menular, sehingga jika keduanya bergabung maka potensi bahayanya lebih besar.

Namun beberapa ahli kesehatan menyarankan agar masyarakat tidak perlu panik secara berlebihan. Karena setidaknya peluang tertular bisa diminimalisir dengan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Sebelum membahas tentang pengaruh kekuatan booster terhadap serangan Deltacron, sebaiknya Anda simak terlebih dahulu fakta seputar varian virus Corona yang baru ditemukan ini.

Asal Mula Ditemukannya Deltacron


Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menjelaskan, awanya Deltacron ditemukan pada pasien yang terjangkit Covid-19 varian Delta dan Omicron sekaligus.

"Deltacron muncul karena ada varian Delta dan varian Omicron. Dua-duanya kemudian masuk dalam tubuh seorang pasien, kemudian pada waktu mutasi dalam sel ini muncul rekombinan. Jadi munculah Deltacron," ujarnya dikutip dari Beautynesia via detikHealth.

Sifat Dasar Deltacron


Virus Corona varian Delta dapat memicu gejala yang lebih berat pada penderitanya. Sedangkan Omicron memiliki gejala yang relatif lebih ringan, namun dikklaim lebih mudah menular dari satu pasien ke pasien lainnya. Laku bagaimana bisa kedua varian itu berkombinasi untuk membentuk varian baru yang katanya lebih ganas?

Karena beredar kabar di tengah masyarakat, bahwa Deltacron sangat mematikan bagi penderitanya. Lalu kabar itu dibantah oleh Prof Zubairi.

Zubairi menjelaskan, sejauh ini Deltacron terpantau tidak memicu gejala berat layaknya Delta, dan tidak menular secepat Omicron. Sehingga bisa dipastikan kabar tersebut adalah isu belaka.

Kasus Penyebaran Deltacron Rendah


Masih dikutip dari Beautynesia, ilmuwan bernama William Lee mengungkapkan jika kasus Deltacron sangat rendah, serta tidak akan meningkat menjadi varian yang lebih mengkhawatirkan.

Vaksin Booster Bisa Jadi Solusi


Ilmuwan asal Inggris, Prof Linda Bauld, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan jika dampak varian Deltacron secara global tidak separah gelombang Covid-19 seperti pada awal kemunculannya. Namun hal ini berlaku bagi negara yang telah menjalankan program vaksinasi booster sebagai upaya memperkuat imun warganya.

Saat ini, program booster sendiri sudah dijalankan secara masif di Indonesia. Dengan begitu harapannya, kemunculan varian Deltacron ini tidak akan menjadi masalah serius yang berpotensi menjadi gejolak pandemi baru.

Demikian tadi penjelasan, beserta mengenal lebih jauh tentang seperti varian Deltacron. Meski dikatakan tidak perlu khawatir berlebih, namun masyarakat diimbau untuk tetap patuh protokol kesehatan sebagai langkah preventif mengantisipasi penyebarannya. Bahkan ahli kesehatan masyarakat untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga pola makan yang sehat selama pandemi.

(inp/fit)
***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter