Diketahui perayaan podium MotoGP Mandalika tidak ada aksi saling semprot sampanye antar pemenang.
Lantas, apa alasan tidak ada semprotan sampanye saat perayaan podium MotoGP Mandalika itu?
Padahal minuman beralkohol yang dikemas dalam botol berukuran besar itu sudah disediakan panitia di podium. Namun pebalap tidak memanfaatkannya sebagai bagian dari seremonial perayaan.
Jika menilik pada video saat perayaan podium MotoGP Mandalika, terlihat pebalap yang menduduki juara kedua, Fabio Quartararo, hampir melakukannya, namun seketika aksi itu dihentikan oleh petugas yang berada di dekat podium. Petugas itu melarang Quartararo untuk melakukan semprotan sampanye.
Sementara itu, Johann Zarco yang menjadi juara ketiga, langsung memberikan sampanye kepada kru dan mekanik timnya yang menyaksikan dari bawa podium. Begitu juga yang dilakukan juara pertama, Miguel Oliveira.
Hal itulah yang akhirnya membuat sejumlah kalangan bertanya, apa alasan tidak adanya aksi menyemprotkan sampanye di podium MotoGP Mandalika.
Alasan pun berdasar, mengingat selebrasi itu sudah menjadi tradisi sejak lama dalam perayaan juara bagi pebalap di setiap perlombaan. Di antaranya warganet di jagat media sosial, mereka ramai-ramai menanyakan hal itu.
Namun ternyata, hal ini bukan pertama kalinya MotoGP tidak melakukan selebrasi semprot sampanye saat perayaan juara di podium. Mereka meniadakannya karena alasan menghormati negara tuan rumah yang memiliki budaya muslim yang kuat.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang dianggap memiliki budaya muslim yang kuat, namun saat perayaan podium di MotoGP Qatar beberapa waktu lalu pun demikian.
Saat itu pebalap diperkenankan melakukan perayaan dengan menyemprotkan minuman. Hanya saja, bukan minuman beralkohol seperti biasanya, tetapi panitia menggantinya dengan minuman bersoda manis dengan aroma buah dan bunga.
Jadi sudah terjawab ya, kenapa tidak ada semprotan sampanye di podium MotoGP Mandalika?
(fko/adn)