Sarni, 57, saat sedang memanen bunga mawar di kebun miliknya (dok. beritajatim) |
PEWARTA.CO.ID - Petani bunga mawar di Magetan, Jawa Timur, mulai ketiban berkah menjelang bulan Ramadhan ini. Pasalnya, permintaan konsumen terhadap bunga mawar terus mengalami peningkatan.
Hal itu sesuai yang dialami Sarni (57), warga Desa Sidomulyo, Sidorejo, Magetan. Bahkan, ia mengaku mampu meraup untung sampai Rp 4,5 juta per harinya.
Saat mendekati bulan puasa, harga jual bunga mawar bisa menyentuh Rp 200 ribu per kilogram. Dan harga tersebut biasanya dapat bertahan sampai dua hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Barulah setelahnya kembali ke harga normal.
"Saat ini harga mawar mencapai Rp 125 ribu per takar, yang setara dengan 1,2 kilogram. Kenaikan harga sudah terjadi sejak dua hari ini," ungkap Sarni, dilansir dari beritajatim, Senin (28/3/2022).
Sarni menambahkan, dirinya merasa bersyukur dengan hasil ini. Karena biasanya, saat tidak sedang musim ziarah, per kilogram hanya dihargai Rp 50 ribu per takarnya, atau paling murah hanya dihargai Rp 5 ribu saja per kilogramnya.
"Kini sudah naik terus (harga jualnya). Kemungkinan akan naik terus sampai Ramadhan dan Lebaran," imbuhnya.
Setiap harinya Sarni dibantu tetangga dan saudaranya untuk mengolah lahan seluas 5000 meter persegi miliknya.
Dengan hasil ini menurutnya, selain menguntungkan petani pemilik lahan, juga bermanfaat untuk mengangkat ekonomi warga sekitar yang terlibat sejak proses tanam, panen, hingga meraup hasil pemasarannya.
Saat ditanya alasan memilih bertani bunga mawar, Sarni menjelaskan jika biaya yang dibutuhkan termasuk murah, ditambah hasilnya yang lebih berlimpah ketimbang harus menanam sayuran.
Selain itu, proses perawatan pada tanaman bunga mawar juga mudah. Di mana mawar hanya butuh peremajaan yang dilakukan sekali dalam setahun. Sementara, sisanya hanya perlu memberikan pupuk dan pembasmi hama setiap sebulan sekali.
Selama proses memanen juga tidak bisa sembarangan. Petani wajib mencabut setiap tangkai sampai pangkalnya, dan harus dilakukan pada bunga yang telah menunduk. Karena bunga yang demikian bisa dipastikan akan rontok di hari esoknya.
Sarni sudah melakoni profesi sebagai petani bunga mawar di kawasan Sidomulyo, Magetan, sejak lima tahun belakangan. Sehingga sudah hapal betul seperti apa siklus penjualan di wilayah tersebut dari tahun ke tahun.
(mrr/sto)