Ketiga parpol yang mengalami penurunan elektabilitas versi lembaga survei IPO di antaranya Golkar, PKB, dan PAN.
IPO mencatat Golkar turun ke posisi empat dengan presentase 8,5 persen, kemudian PKB di posisi ketujuh dengan elektabilitas sebesar 4,6 persen, dan yang terakhir PAN dengan elektabilitas sebesar 2,2 persen.
Direktur Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, pihaknya mensinyalir penurunan elektabilitas 3 Parpol tersebut dipengaruhi isu soal usulan penundaan Pemilu 2024 yang belakangan santer tersiar.
Seperti diketahui, usulan penundaan Pemilu 2024 pertama kali diwacanakan oleh Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, laku diikuti beberapa parpol lain yang dengan kompak mendukung usulan tersebut.
"Ini sejalan dengan wacana penundaan Pemilu yang digaungkan oleh Muhaimin. Sehingga momentum penurunan (elektabilitas) sejalan dengan itu. PKB dan Muhaimin sama-sama terperosok (tingkat kepercayaan publik turun)," ucap Dedi dilansir dari SindoNews, Jumat (25/3/2022).
Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN), IPO mencatat partai berlambang matahari biru itu menduduki posisi spuluh dengan elektabilitas sebesar 2,2 persen. Jika hasil survei tersebut benar-benar terjadi pada Pemilu 2024, maka bisa dipastikan PAN terancam gagal melenggang ke Senayan.
Survei IPO dilakukan pada 11-17 Maret 2022, menggunakan metode wawancara via telepon kepada 1.220 responden yang tersebar secara random dengan skema nasional.
Meski hanya melakukan survei via telepon, IPO memastikan tingkat akurasi data survei mencapai 95 persen, dengan margin of error sebesar 2,9 persen. Dengan kata lain, survei ini dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana dilaporkan.
(dmz/glh)