Suasana di Kampung Majapahit, Desa Bejijong, Mojokerto (Dok.Lider) |
Pewarta.co.id, Mojokerto - Tak ingin kalah dengan desa adat Bali yang kental dengan nuansa klasik, Desa Bejijong yang ada di wilayah Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini, mengusung konsep Kerajaan Majapahit.
Diketahui ada ratusan rumah di desa itu yang bergaya klasik. Sehingga memunculkan kesan nuansa kerajaan masa kejayaan Majapahit dulu bagi siapapun yang mengunjunginya.
Kampung Majapahit, begitu sebutan untuk Desa Bejijong. Konsep kampung ini digagas oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto yang berkolaborasi dengan pihak Pemprov Jatim, dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp 16,3 milyar demi membangun 200 unit rumah berkonsep kerajaan tersebut.
Proses pembangunan Kampung Majapahit dimulai tahun 2015 lalu. Saat itu fokus pembangunan bukan hanya di Desa Bejijong saja, di mana Pemkab Mojokerto juga merealisasikannya di wilayah lain, seperti di Desa Jatipasar, dan di Desa Sentonorejo.
Baca juga: Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Batu Love Garden Baloga Terbaru, Simak!
Baca juga: Daftar Penginapan Murah Dekat Wisata Batu Love Garden Baloga, Mulai Rp 100 Ribuan
Pada tahun 2015, Kampung Majapahit di Mojokerto berjumlah 296 unit, dengan rincian 200 unit ada di Desa Bejijong, 50 unit di Desa Jatipasar, dan sisanya 46 unit ada di Desa Sentonorejo. Lalu pada 2016 jumlahnya kembali ditambah sebanyak 300 unit, dengan rincian 100 unit ada di Desa Trowulan, 100 unit di Desa Temon, dan 100 unit di Desa Watesumpak.
Secara keseluruhan, saat ini Kampung Majapahit di Kabupaten Mojokerto berjumlah 596 unit rumah. Di mana masing-masing rumah menghabiskan anggaran sekitar Rp 40-60 juta. Bukan tidak mungkin jumlahnya akan terus bertambah, mengingat potensi wisata yang ditawarkan cukup diterima dengan baik oleh wisatawan yang ingin menginap di tempat dengan suasana kerajaan itu.
Penamaan masing-masing hunian ditentukan sesuai dengan kebijakan pengelolanya. Salah satunya Untung Siswanto, pemilik homestay yang dinamai Dewi Sri di Desa Bejijong. Ia mengaku senang dengan konsep yang diusung Pemkab Mojokerto itu, yang menurutnya dapat mengangkat potensi wisata sekaligus perekonomian warga.
Ia mengungkapkan, homestay berkonsep Kerajaan Majapahit miliknya kerap dikunjungi wisatawan dari luar kota pada momen-momen tertentu.
"Pengunjung dari Bali, Sidoarjo, Mojokerto, dan Madiun. Biasanya datang pada malam hari untuk menginap, paginya jalan-jalan, lalu pulang," ungkapnya seperti dilansir detikJatim.
Baca juga: Wisata Bahari Lamongan: Wahana, Jam Buka, dan Harga Tiket Terbaru
Baca juga: Dari Mana Asal-usul Nama Semarang? Ini Dia Jawabannya!
Meski begitu, tidak semua rumah bergaya kerajaan itu dimanfaatkan warga menjadi homestay. Kepala Desa Bejijong, Pradana Tera Mardiatna mengatakan, saat ini ada sekitar 30 unit rumah difungsikan sebagai penginapan, sementara sisanya ada yang dijadikan warung nasi, toko kelontong, ruang tamu rumah, serta toko yang menjual pernak-pernik cenderamata.
Salah satu bangunan rumah di Kampung Majapahit, Desa Bejijong, Mojokerto (Dok.Info Mojokerto) |
Dikatakannya, jika ingin berwisata di Kampung Majapahit, wisatawan dapat memilih beragam paket yang ditawarkan. Tarifnya pun variatif, mulai dari Rp 125 ribu sampai Rp 375 ribu per orang.
"Dengan beberapa paket wisata yang kami sediakan, para pengunjung bisa menikmati atmosfer Majapahit. (Seperti) suasana senja di Majapahit," ungkapnya.
Untuk paket termurah, para pelancong bisa menikmati beberapa destinasi, seperti Candi Brahu, dan Mahaviara Mojopait yang terkenal dengan ikon patung Budha Tidur Raksasanya. Sekaligus wisatawan dapat melihat langsung tempat industri yang memproduksi patung cor kuningan, sanggar batik tulis, juga sentra pembuatan telur asin asap.
Sedangkan jika memilih paket lengkap, selain bisa menikmati fasilitas di atas, pengunjung juga bisa menginap di homestay, sekaligus mendapatkan pelayanan untuk menikmati resep kuliner yang khas seperti ayam kemaron, serta jalan-jalan ke Siti Inggil yang merupakan petilasan Raja Majapahit pertama, yaitu Raden Wijaya.
Baca juga: Harga Tiket Dufan Terbaru 2022, Cek Promonya Sekarang!
Baca juga: Di Mana Lokasi Asli KKN Desa Penari Berada? Ini Jawabannya!
Selama berwisata di Kampung Majapahit, pengunjung bisa membeli oleh-oleh khas daerah tersebut untuk dibawa pulang usai liburan. Di antaranya seperti produk kerajian cor kuningan, telur asin asap, serta batik tulis asli produksi warga lokal.
Hanya saja selama pandemi ini ada yang kurang dari Kampung wisata Majapahit, yaitu suguhan sendra tari yang menjadi suguhan pertujukan pelengkap. Padahal dengan adanya pertunjukan tersebut kata Pradana, nantinya kesan eksotisme Majapahit akan semakin terasa.
"Kami mempunyai beberapa sanggar tari yang akan memberdayakan anak-anak dan remaja di desa kami. Namun, pertunjukan masih terkendala pandemi. Pasar rakyat Majapahit yang sempat berjalan tahun 2020 juga akan kami hidupkan lagi setelah pandemi berakhir," tutur Kepala Desa Bejijong.
Dalam realisasinya, desain pembangunan rumah di desa wisata Kampung Majapahit menggunakan merujuk pada Naskah Negarakertagama, serta relief Candi dan artefak kuno yang ditemukan sebagai peninggalan Kerajaan era Majapahit dahulu.
Simak video berjudul "Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong Kab. Mojokerto Jawa Timur" yang diunggah melalui kanal YouTube resmi milik Kemenparekraf berikut:
(bt/din)