Ilustrasi logo WhatsApp (Freepik) |
Pewarta.co.id - Mungkin Anda pernah berpikir dari mana WhatsApp mendapatkan keuntungan? Pasalnya, aplikasi berbasis chatting tersebut boleh digunakan oleh penggunanya secara gratis.
Antara penting dan tidak sih sebenarnya, tapi menarik juga untuk dicari tahu tentang dari mana keuntungan WhatsApp tersebut.
Apalagi beberapa waktu lalu, melalui sebuah rilis di blognya, WhatsApp menghapus layanan premium atau biaya berlangganan tahunan sebesar 1 dollar AS. Ini artinya, kini WhatsApp dapat digunakan gratis sepenuhnya.
Hal ini ditegaskan oleh pihak WhatsApp, bahwa mereka ingin menghadirkan layanan komunikasi yang benar-benar gratis, dan tanpa syarat.
Nah, semakin bertanya-tanya kan, lalu apa yang bisa membuat untung perusahaan besutan Meta ini?
Dilansir dari blog BL, tim Pewarta merangkum setidaknya ada 4 sumber keuntungan yang dapat menghidupi WhatsApp.
Baca juga: Facebook/Meta Hentikan Pengembangan Smartwatch, Kenapa?
Baca juga: Hati-hati! Ini Bahaya Gunakan Wifi Gratisan
1. Layanan Gratis Justru Sumber Pendapatan
Hah? Jadi semakin bingung kan?
Kok bisa memberikan layanan gratis dengan menanggung server untuk komunikasi pengguna di seluruh dunia malah jadi sumber pendapatan? Baiklah, ini jawabannya!
Nilai valuasi WhatsApp terus bertambah seiring meningkatnya jumlah pengguna di seluruh dunia.
CEO WhatsApp tahun 2017 lalu, Jan Koum, beberapa waktu lalu pernah mengatakan, WhatsApp telah digunakan lebih dari 1 milyar pengguna. Menurutnya, dengan layana gratis serta kemudahan komunikasi, maka akan semakin menjadikan WhatsApp memiliki nilai jual.
Bahkan Telegraph pernah memprediksi, pertumbuhan pengguna aplikasi chatting akan terus bertambah linear secara global.
Itulah kenapa WhatsApp dengan 'gaya' idealismenya kekeuh untuk memberikan layanan gratis. Bisa saja ada strategi lain yang tengah disiapkan tanpa sepengetahuan penggunanya. Because, business is business.
2. Memanfaatkan Data Pengguna
Dengan basis data pengguna yang besar tersebut, WhatsApp punya rencana lain untuk mendulang pemasukan. Caranya, menawarkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk memanfaatkan masifnya data pengguna tersebut.
"WhatsApp telah menyederhanakan komunikasi untuk orang-orang di seluruh dunia. Sekarang, kami ingin menerapkan pendekatan yang sama untuk membawa bisnis ke WhatsApp dengan cara yang memberi nilai tambah bagi penggunanya," ungkap Jan Koum waktu itu.
Baca juga: Lakukan Tips ini Jika Ingin Privasimu Aman di Internet
Baca juga: Pentingnya Personal Branding di Era Digital
3. Menjual Layanan Akun Premium untuk Promosi
Pernahkah Anda mendapat pesan dari salah satu perusahaan yang menawarkan konten promosi, masuk melalui chat ke nomor Anda? Pasti jawabannya pernah!
Akun official tersebut ditandai dengan ikon verifikasi (centang hijau). Mereka dapat mengirimi Anda pesan sekalipun Anda tidak menyimpan ke daftar kontak ponsel.
Melalui akun premium itu, perusahaan besar dapat menjangkau pasar dengan jangkauan yang luas. Dan untuk memiliki akun jenis premium ini tentunya mereka harus membeli pada WhatsApp.
4. Layanan Iklan (Alternatif)
Layanan periklanan akan menjadi alternatif terakhir WhatsApp untuk mendapatkan pemasukan. Dikatakan alternatif karena hal ini baru akan dilakukan WhatsApp jika sumber lain tidak lagi bisa mendatangkan profit.
"Iklan adalah salah satu alternatif sebagai pemasukan. Namun sejak awal berdiri, WhatsApp berjanji tidak akan menampilkan iklan di layanannya," ujar Jan mengenai komitmen perusahaannya.
Dari penjelasan di atas kita tahu kan, darimana penghasilan WhatsApp?
Kita nantikan saja, gebrakan baru apa lagi yang akan dimunculkan WhatsApp kedepannya melalui fitur dan inovasi yang diberikan kepada penggunanya.
(erk/mit)