Hal itu bukan tanpa alasan, MU sudah puasa gelar selama lima tahun terakhir, sejak pensiunnya pelatih mereka sebelumnya, Sir Alex Ferguson.
Yang terbaru, Manchester United kalah 0-1 dari wakil Spanyol, Atletico Madrid, di ajang bergengsi Eropa, Liga Champions. Dengan hasil itu setan merah harus tersingkir dari babak 16 besar. Praktis, tidak akan ada piala apapun yang tersimpan di Old Trafford musim ini.
Pada masa transisi tongkat kepelatihan musim lalu dari Ole Gunnar Solskjaer ke Ralf Rangnick, performa Manchester United di Liga Champions juga terbilang lebih kacau. Di mana mereka gagal lolos fase grup, alias gugur sejak babak penyisihan di masing-masing grup, dan hanya menduduki urutan ketiga Grup H, lalu turun ke Liga Eropa.
Terakhir kali MU masuk sebagai finalis UEFA Champions League terjadi lebih dari satu dekade lalu, tepatnya pada musim 2010-2011 lalu. Itu pun hasilnya mereka kalah 1-3;dari Barcelona di partai puncak.
Di Liga Inggris musim ini pun bisa dibilang sudah tidak ada harapan untuk juara setelah tertinggal jarak poin yang terlampau jauh dengan pemuncak klasemen sementara, Manchester City.
Tak perlu berbohong, David De Gea menyampaikan rasa kecewanya yang amat teramat mendalam.
"Sulit mendeskripsikan perasaan saya dan para pemain lain. Kekalahan ini (vs Atletico Madrid) adalah momen sulit untuk kami semua," ujarnya dilansir dari ESPN, Kamis (17/3/2022).
"Manchester United sudah terlalu lama tanpa gelar," imbuhnya.
De Gea meminta kepada seluruh pemain untuk membuktikan bahwa mereka layak menjadi penantang gelar pada masa mendatang.
Ia juga menyampaikan bahwa tidak ada kebanggaan hanya demi merebut posisi empat besar, karena menurutnya, prestasi United harusnya bukan sebatas itu, melainkan meraih trofi bergengsi.
"Para pemain harus sadar kami harus lebih bagus. Karena reputasi Manchester United terlalu besar untuk posisi kami sekarang," ungkapnya.
De Gea mengindikasikan bahwa United butuh reformasi total agar bisa berbenah.
"Klub ini butuh sesuatu yang lebih," lanjutnya.
(bry/adm)