GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Bupati Malang Diisukan Positif Covid-19, Wakilnya Membantah

Bupati Malang Diisukan Positif Covid-19, Wakilnya Membantah
Bupati Malang, HM Sanusi

Pewarta.co.id, Malang - Bupati Malang, HM Sanusi diisukan terpapar Covid-19. Kabar itu muncul setelah lima Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Kabupaten Malang kompak melakukan lock down beberapa waktu lalu.

Isu tersebut diperkuat setelah HM Sanusi kedapatan melakukan PCR pada Selasa (1/3/2022) pagi.

Namun seketika kabar itu dibantah oleh Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto.

"Gak benar itu. Beliau (Sanusi) tidak terpapar Covid-19. Hanya kecapekan," sangkal Gatot, seperti dikutip MVoice.

Lanjut Didik, saat ini HM Sanusi dalam kondisi sehat. Bahkan sempat menghadiri kegiatan peringatan Isra Miraj dan pelantikan pengurus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Malang.

Menurut keterangan Wabub Malang itu, padatnya kegiatan membuat kondisi kesehatan Bupati Malang sedikit drop.

"Kemarin (28/2/2022) habis naik motor ke Sumbermanjing Wetan (dalam keadaan) kehujanan," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Malang juga sempat melakukan swab antigen sebanyak lima kali, dan hasilnya negatif.

Perkembangan Covid-19 di Kota Malang


Sementara itu untuk wilayah Kota Malang, dikabarkan kasus Covid-19 mengalami penurunan. Padahal beberapa minggu lalu terjadi lonjakan kasus yang signifikan. Dimana hal itu membuat beberapa kampus dan sekolah kembali menerapkan metode pembelajaran daring atau online.

Namun belakangan angka kasusnya telah mengalami trend penurunan.

Melihat hal itu, Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku bersyukur sebagai bukti bahwa tingkat kesadaran warga Kota Malang untuk menerapkan protokol kesehatan sangat tinggi.

"Saya punya keyakinan herd immunity dan kesadaran masyarakat terbangun dengan baik," ujar Sutiaji.

Kemungkinan Kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM)


Data penurunan kasus positif Covid-19 di Kota Malang membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang berwacana akan kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka.

Meski demikian Disdikbud Kota Malang masih harus berkoordinasi dengan tim Satgas Covid-19 Kota Malang untuk membahas mekanisme PTM.

Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana menyampaikan, sangat dimungkinkan PTM dilakukan dengan melibatkan seratus persen murid yang dibagi menjadi dua shift.

Teknisnya, murid shift pertama akan mengikuti pembelajaran dari jam 7 pagi sampai 11 siang. Lalu selama jeda dari jam 11 sampai 12 siang akan dilakukan penyemprotan disinfektan terlebih dahulu sebagai upaya sterilisasi ruangan sebelum akhirnya ditempati murid shift dua. Barulah para peserta didik shift dua akan melakukan PTM dari jam 12 siang sampai 3 sore.

Didik juga menambahkan, PTM sifatnya penting. Mengingat hal ini juga berdasarkan masukan dari para wali murid yang menginginkan putra-putrinya bersekolah secara tatap muka. Alasannya tak lain karena metode daring seringkali membuat murid bingung, akhirnya kurang maksimal menerima materi pelajaran.

"(Orangtua murid) dengan adanya daring ini sumpek di rumah mendampingi dan mengajari. Sementara orangtua harus bekerja mencari nafkah untuk kelangsungan hidup," pungkas Suwarjana.

(wy/arn)
***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter